WahanaNews.co | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo minta Rumah Tani Nusantara (RPNN) mengoptimalkan penggunaan anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai dukungan umum untuk mendongkrak produktivitas.
"Saya berharap RPNN mampu menggunakan KUR sebagai dukungan bersama terhadap jalannya produksi dan usaha tani. Kami tidak ada bantuan karena yang ada hanya gagasan," kata Syahrul saat membuka rapat kerja nasional RPNN di komplek Pusat Pelatihan Manajemen Kepemimpinan (PPMK) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 4 Maret 2023.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Syahrul menjelaskan, Kredit Usaha Rakyat merupakan program yang digagas Presiden Jokowi untuk membantu petani mengakses kredit.
Terutama kalangan petani milenial yang memiliki kemampuan dalam mengunakan teknologi digitalisasi.
"Saya katakan salah satu fasilitas yang diberikan Bapak Presiden itu adalah kredit usaha rakyat. Tentu aksesnya dengan pengawalan yang sangat ketat dan rasanya ini sangat berarti bagi teman-teman petani di seluruh Indonesia," ujarnya.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Program ini terbuka untuk seluruh petani dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
Terutama petani milenial cenderung menggunakan teknologi digital. Menurut Syahrul, pertanian merupakan bidang yang sangat menjanjikan bagi siapa saja yang mau bekerja keras. Pertanian juga paling rentan terhadap gangguan dan krisis ekonomi.
Dengan kata lain, lanjut Syahrul, pertanian menjamin masyarakat tidak jatuh miskin.
"Kalau Bapak urus pertanian dengan baik pasti tidak miskin. Saya kira inilah saatnya kita membela bangsa dan negara. Posisi Kementan dengan RPNN harus menjadi yang dituju rakyat. Percayalah pertanian itu kokoh dan kuat," kata Syahrul.
Ketua RPNN Slamet mengatakan, organisasinya terdiri dari berbagai kelompok dengan misi yang sama yaitu menciptakan petani yang berhasil. Slamet mengaku siap mendukung keberhasilan program yang dicanangkan pemerintah tersebut.
Slamet menyebut pihaknya siap melakukan pemberdayaan dan bergerak bersama memperbaiki nasib petani agar tidak terpinggirkan.
"Alhamdulillah kita sudah banyak bergerak di komoditas ubi, jagung, padi dan juga peternakan. Kami siap membela kepentingan petani," pungkasnya. [ast/eta]