Tahun ini Presidensi G20 India mengangkat empat isu prioritas. Pertama, kontribusi perdagangan untuk pencapaian kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan.
Kedua, rantai nilai global (global value chains/GVCs) yang inklusif dan tangguh. Ketiga, mendorong integrasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di perdagangan global melalui peningkatan daya saing dan produktivitas UMKM. Keempat, kerja sama mengembangkan ekosistem logistik melalui paperless trade secara komprehensif.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
“Isu pertama yang didorong India pada TIWG dipandang melanjutkan capaian Presidensi G20 Indonesia. Isu ini menekankan bahwa perdagangan dan investasi berperan sebagai mesin pertumbuhan yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama pengentasan kemiskinan dan penurunan kesenjangan. Selain itu, koordinasi kebijakan hambatan perdagangan nontarif, terutama dalam hal proteksi terhadap lingkungan dan perubahan iklim sangatlah penting agar tidak menjadi hambatan terselubung dalam perdagangan,” jelas Reza.
Reza menambahkan, penguatan rantai nilai global sebagai sarana untuk meningkatkan alih teknologi dan sumber daya, serta memfasilitasi investasi dari negara maju ke negara berkembang menjadi fokus utama yang didorong Indonesia untuk isu kedua TIWG.
“Indonesia juga menekankan bahwa sektor industri merupakan bagian penting dari rantai nilai global yang memegang peran penting dalam meningkatkan nilai tambah masing-masing negara. Di samping itu, peluang yang ditawarkan oleh transformasi teknologi digital berperan strategis dalam kerja sama meningkatkan digitalisasi dalam fasilitasi perdagangan,” kata Reza.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Reza memaparkan, India kembali mengangkat agenda prioritas dalam mendorong kerja sama G20 untuk meningkatkan integrasi UMKM dalam perdagangan global.
Anggota G20 terus mengupayakan agar UMKM dapat berpartisipasi lebih ke dalam perdagangan global di tengah berbagai keterbatasan yang menghambat mereka.
“Indonesia memandang pentingnya peningkatan akses finansial, akses pasar, dan akses teknologi bagi UMKM untuk lebih terintegrasi dalam perdagangan global. G20 perlu terus mendukung pengembangan kapasitas serta asistensi teknis bagi UMKM untuk peningkatan produktivitas serta daya saing, terutama dalam mempersiapkan UMKM untuk lebih terintegrasi dalam perdagangan internasional, maupun berperan lebih dalam rantai nilai global. Peningkatan kapasitas digital bagi UMKM tidak hanya berfokus dalam melakukan aktivitas penjualan produk melalui e-commerce, namun juga mendorong UMKM untuk melakukan transformasi strategi bisnis,” pungkas Reza. [jp/jup]