WahanaNews.co |Uji coba kompor listrik induksi di Solo oleh PT PLN (Persero) menyasar 1.000 orang warga tidak mampu dan UMKM dengan daya listrik 450-900 VA.
Sejak uji coba dilakukan, seorang warga mengaku tagihan listriknya justru turun dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
Indrawati, seorang ibu rumah tangga di kelurahan Mojo, mengaku pengeluaran listriknya justru berkurang sejak menggunakan kompor listrik.
Jika dulu dengan daya 1.300 VA merogoh Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per bulan, kini dengan daya 900 VA ia hanya membayar Rp100 ribu per bulan.
Penghematan konsumsi ini karena sejak menggunakan kompor induksi, ia menjadi penerima subsidi listrik 900 VA.
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
"Dulu waktu masih 1.300 VA itu beli Rp50 ribu cuma dapat 31 kWH. Sekarang saya beli Rp100 ribu dapatnya 150 kWH," katanya.
Indrawati menuturkan menerima paket kompor listrik gratis dari pemerintah. Ia mendapat kompor induksi dua tungku dengan daya total 2.000 Watt.
"Sama dapat panci stainless steel dan wajan anti lengket. Soalnya kompor ini nggak bisa pakai panci aluminium," katanya.
Mempertanyakan Kejelasan Rencana Kerja Konversi LPG ke Kompor Listrik
Namun, sebelum menerima paket kompor gratis, ia harus menurunkan daya listrik rumahnya dari 1.300 VA menjadi 900 VA.
Sebab, untuk menjadi penerima paket kompor listrik itu, syaratnya adalah memiliki daya listrik sebesar 900 VA. Tanpa pikir panjang, ia pun menerima tawaran tersebut.
Terlebih, ia memang berhak mendapatkan subsidi karena ia tergolong tidak mampu. Selama ini, ia juga sudah terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Pangan Nontunai dari pemerintah.
Sebelumnya, pada awal tahun ini, ia dapat program penataan kawasan dari Kementerian PUPR sehingga rumahnya dipasang listrik 1.300 VA.
Indrawati mengaku instalansi kompor listrik itu dilakukan oleh petugas PLN. Selain memasang kompor listrik, petugas itu juga menambah mini circuit breaker (MCB) di rumahnya. Satu MCB khusus kompor listrik, satu lagi untuk perangkat elektronik lain.
"Kalau mau masak, MCB yang buat kompor listrik harus dinyalakan dulu. Kalau sudah selesai harus dimatikan. Biar kompornya awet," katanya.
Selama menggunakan kompor listrik, ibu satu anak itu mengaku tidak pernah mengalami gangguan kelistrikan di rumahnya.
Ia pernah mencoba menyalakan mesin cuci, kulkas, rice cooker, kipas angin, dan kompor di saat yang sama. "Enggak njeglek itu," katanya.
Kompor itu juga sudah ia gunakan setiap hari selama dua bulan terakhir. Kompor gas lamanya masih ia simpan di bawah tempat cuci piring untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan.
Selama ini ia juga tidak pernah merasakan kendala dalam menggunakan kompor induksi dari PLN. Apalagi kompor tersebut diperiksa secara rutin oleh petugas dari PLN.
"Setiap Kamis ada yang datang ke sini untuk periksa, penggunaannya berapa watt, ada masalah apa nggak," katanya.
Warga lain, Teddy (47) sedikit berbeda. Pengusaha angkringan itu mengaku mau menerima bantuan kompor induksi dari PLN agar mendapat subsidi listrik.
"Dulu kan ditawari kalau mau dapat subsidi harus mau ambil kompor listriknya, ya saya terima," katanya.
Namun, ia lebih suka menggunakan kompor gas lamanya. Apalagi usaha angkringannya juga tidak mungkin dijalankan menggunakan kompor induksi. Ia merasa kurang puas dengan hasil masakan kompor induksi.
"Kompornya paling cuma saya pakai buat bikin mi instan sama menggoreng telur. Itu pun untuk menggoreng nggak bisa garing," katanya. [tum]