WahanaNews.co, Jakarta - Calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, disebut-sebut akan mengalihkan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk membiayai program susu dan makan siang gratis bagi anak sekolah di Indonesia.
Apakah ini benar?
Baca Juga:
Polda Banten Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis untuk 850 Siswa SD
Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, membenarkan bahwa rencana tersebut akan diimplementasikan saat Prabowo resmi dilantik sebagai Presiden terpilih pada 20 Oktober 2024.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari program penataan anggaran subsidi energi.
"Penataan, jadi ya subsidinya itu dialokasikan untuk lebih tepat sasaran," kata Eddy, mengutip CNBC Indonesia, Jumat (16/2/2024).
Baca Juga:
Sekjen PBB Nilai Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Investasi Penting
Eddy mengatakan, penataan anggaran subsidi energi itu penting karena pada 2022 saat anggaran subsidi membengkak menjadi Rp 500 triliun yang menikmatinya 80% adalah kalangan orang mampu.
Demikian juga anggaran energi untuk tahun ini yang mencapai Rp 350 triliun.
Dengan demikian, ia menekankan, ketika anggaran itu ditata maka bisa menjadi pelengkap dari sumber pendanaan anggaran untuk program susu dan makan siang gratis yang diperkirakan mencapai kisaran Rp 400 triliun.
"Sehingga yang subsidi kita siapkan sekarang Rp 350 triliun sesungguhnya enggak perlu sebesar itu, nah uangnya kan bisa digunakan untuk yang lain-lain," tegas Eddy.
Meski demikian, Eddy juga menegaskan, sumber pendanaan program susu dan makan siang gratis anak sekolah Indonesia bukan hanya diperoleh dari penataan subsidi energi, melainkan sebagian besar dari peningkatan penerimaan negara.
"Jadi kan dibutuhkan Rp 400 triliun, dari mana sumber dananya? sumber dananya adalah pertama dari penguatan sumber pendapatan pajak, caranya bagaimana? ekstensifikasi dan intensifikasi," ungkapnya.
Melalui kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, Eddy mengatakan, pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya akan memperoleh tambahan peningkatan rasio pajak sekitar 1% dari produk domestik bruto, yakni sekitar Rp 210 triliun untuk anggaran program susu dan makan siang gratis.
"1% dari rasio pajak kita yang sekarang ini masih sangat rendah, naik 1% saja itu bisa ada tambahan pendapatan negara Rp 210 triliun karena PDB kita kan Rp 21.000 triliun," tutur Eddy.
Ekstensifikasi dan intensifikasi ini akan diterapkan dengan kembali menyisir wajib pajak yang belum memiliki NPWP.
Menurut Eddy, dari 147 juta orang yang bekerja di Indonesia, saat ini baru 30% yang memiliki NPWP, dan dari 30% itu juga masih ada yang belum jujur mengungkapkan besaran penghasilannya.
"Mau tidak mau nanti harus melakukan penyisiran terhadap mereka-mereka yang sudah bekerja tapi belum memiliki NPWP. Caranya bagaimana? ya kita kerja sama dengan pihak perbankan untuk mendapatkan informasi," ungkap Eddy.
Selain dari penataan subsidi dan ekstensifikasi maupun intensifikasi penerimaan pajak, Eddy menyebutkan bahwa anggaran program susu dan makan siang gratis juga akan diperoleh dari penataan anggaran-anggaran yang tidak perlu di Kementerian atau Lembaga (K/L).
"Anggaran yang ada di K/L bisa kita sisir satu per satu lagi, karena kan biaya rapat, biaya pembuatan UU, biaya buat peraturan itukan mahal sekali, produknya juga kita belum lihat seperti apa, nah itu kalau di sini satu per satu bisa dapat," tegas Eddy.
Tidak hanya itu, dalam jangka menengah, terdapat peningkatan pendapatan negara melalui program hilirisasi yang memberikan nilai tambah pada komoditas ekspor Indonesia.
Dengan demikian, Eddy memastikan bahwa penerimaan negara akan semakin kuat di masa mendatang melalui berbagai kebijakan yang akan diterapkan oleh Prabowo-Gibran.
"Istilahnya banyak sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya jika kita telaah itu tidak hanya mencukupi untuk program anggaran susu, tetapi bahkan lebih untuk anggaran-anggaran lainnya juga," ujarnya.
Setelah Pemilihan Presiden 2024 berlangsung pada Rabu lalu (14/2/2024), hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (16/2/2024) pukul 15:00 WIB menunjukkan bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran unggul.
Kedua pasangan tersebut telah meraih suara sebanyak 57%, melebihi batas satu putaran Pilpres 2024 yang harus mencapai lebih dari 50%.
Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan suara hingga pukul 14:00 WIB dengan 54,91% data Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah tercatat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]