WahanaNews.co | Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Samsun mengungkapkan PT PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik mulai beralih ke pembangkit listrik menggunakan energi terbaharukan seperti tenaga air dan tenaga surya.
Hal itu disampaikan Samsun usai menerima kunjungan General Manager (GM) PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kaltim, Josua Simanungkalit beserta jajaran, di Ruang Rapat Pimpinan, DPRD Kaltim, Senin (16/1/2023).
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
"Hal ini sejalan dengan langkah Pemerintah Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang," jelasnya.
Ia mengatakan, pada kesempatan itu juga dibahas masalah ketersedian listrik di daerah pedalaman, daerah tertinggal dan daerah terluar, yang belum mendapatkan listrik, sehingga diharapkan PLN memiliki terobosan atau program yang berfokus ke daerah-daerah tersebut.
Samsun menjelaskan, kedatangan Jajaran petinggi PLN Kaltim tersebut selain bersilaturahmi juga mengundang pimpinan DPRD Kaltim, untuk datang pada peresmian proyek Smelter Nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara (Kukar) Kamis (19/1).
Baca Juga:
KDRT di Paser Kaltim, Suami Mutilasi Istri dan Tunjukin ke Tetangga
Lanjutnya, berdasarkan keterangan bahwa PT PLN (Persero) berhasil melaksanakan pengisian tegangan pertama (energize) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV, yang menghubungkan Bukuan–PT Kalimantan Ferro Industry (KFI).
Energize tersebut untuk mendukung pertumbuhan industri nikel di Kalimantan, bahkan PLN berhasil menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 1 tahun dengan 87,93 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Pembangunan ini sebagai bentuk pesan dan kepastian investasi. Memberikan kepercayaan pada investor baik dalam dan luar negeri dengan terpenuhinya pasokan listrik oleh PLN,” katanya.