Sisi produksi tidak bisa langsung cepat merespons permintaan sehingga menyebabkan terjadinya inflasi yang harus disikapi oleh otoritas moneter.
“Inflasi yang disebabkan karena perbaikan di dalam konteks pandemi itu kemudian bertambah lagi dengan inflasi yang muncul karena adanya perang Rusia dan Ukraina. Kemudian harga-harga komoditas menjadi sangat-sangat naik dan kemudian menciptakan volatilitas yang sangat tinggi,” jelasnya.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
Adapun untuk harga minyak, batu bara, harga komoditas-komoditas pangan, seperti jagung, kedelai, CPO, dan berbagai macam komoditas lainnya naik dan turun dengan sangat cepat.
Sehingga itu menyebabkan inflasi di berbagai negara meningkat. Untuk itu jelasnya, APBN akan terus menjadi shock absorber untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.
APBN juga akan menjadi katalis perekonomian Indonesia supaya tetap tumbuh dengan tetap menjaga inflasi. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.