WahanaNews.co | Tim
penyelamat India kerepotan mencari korban yang terperangkap banjir akibat
gletser Himalaya yang telah memicu banjir besar di India Utara. Pecahan gletser
menyebabkan semburan air merusak bendungan dan menghantam pemukiman.
Baca Juga:
Diguyur Hujan, Bangunan Warga di Duren Sawit Jaktim Diterjang Longsor
Setidaknya dua pembangkit listrik tenaga air hancur karena
fenomena tersebut dan sembilan orang meninggal. Sementara itu, dilaporkan masih
ada 140 orang yang hilang akibat banjir atau terkena reruntuhan puing-puing.
Berdasarkan video dari tim penyelamat di Uttarakhand, India
Utara, tampak air berlumpur mengalir melalui lembah dan menumpuk di bendungan.
Kemudian tanggul tidak dapat menahan air yang telah tercampur dan gletser
sehingga hancur dan menghancurkan permukiman.
Lebih dari 2.000 anggota militer, termasuk tentara ahli pendakian
gunung, paramiliter dan polisi bekerja sama dalam operasi pencarian dan
penyelamatan.
Baca Juga:
BPBD Kabupaten Solok Konfirmasi 15 Orang Tewas Akibat Longsor Eks Tambang Emas
Diketahui, banjir terjadi ketika gletser Nanda Devi
menyemburkan air pada Minggu (7/2). Air tersebut sangat deras mengharuskan
warga di sepanjang tepi sungai Alaknanda dan Dhauliganga dievakuasi.
Selain pembangkit listrik tenaga air, sebuah pabrik yang
sedang dibangun di Dhauliganga juga rusak. Air lumpur gletser mengalir keluar
dari pegunungan Himalaya ke hilir dan menyatu dengan air di Sungai Gangga.
Vivek Pandey, juru bicara paramiliter Polisi Perbatasan Indo
Tibet, mengatakan setidaknya 42 pekerja di dua terowongan proyek Dhauliganga
terjebak air. 12 orang berhasil diselamatkan sementara 30 lainnya masih
terdampar di terowongan.
"Para penyelamat menggunakan tali dan sekop untuk mencapai
mulut terowongan. Mereka menggali puing-puing proyek untuk memasuki terowongan.
Mereka belum bisa berhubungan dengan orang-orang yang terdampar, "kata Ketua
Menteri Trivendra Singh Rawat, pejabat di Uttarakhand.
Wilayah Himalaya memiliki rangkaian proyek pembangkit
listrik tenaga air di beberapa sungai dan anak sungainya. Rawat mengatakan
pihak berwenang masih bisa menyelamatkan unit daya lainnya di hilir karena
tindakan tepat waktu yang diambil sebelum banjir melanda.
Banjir juga merusak rumah-rumah, namun belum diketahui
secara rinci berapa jumlah rumah warga yang rusak dan total warga yang terluka,
hilang atau tewas.
"Semuanya dimulai sekitar jam 10 pagi. Kami mendengar
ledakan, yang mengguncang desa kami," kata Dinesh Negi, seorang penduduk desa
Raini, kepada AP melalui saluran telepon.
Dia menjelaskan bahwa warga di desanya menyaksikan limpahan
gletser dari ketinggian di atas salah satu sungai hingga semua sungai berubah
menjadi berlumpur dan bergelombang.
Ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa pemanasan global
berkontribusi pada pencairan dan pecahnya gletser dunia.
Anjal Prakash, direktur penelitian dan asisten profesor di
Indian School of Business yang telah berkontribusi pada penelitian pemanasan
global, mengatakan bahwa sementara data tentang penyebab bencana belum
tersedia, fenomena gletser ini terlihat sangat mirip dengan perubahan iklim.
"Gletser mencair
karena pemanasan global," katanya.
Kepala Polisi Uttarakhand Ashok Kumar mengatakan petugas
segera memberi tahu warga di daerah itu dan mengevakuasi mereka ke tempat yang
lebih aman. Tempat wisata hilir yang populer di tepi Sungai Gangga ditutup, dan
semua aktivitas perahu dihentikan. [qnt]