WahanaNews.co | Enam buah roket menghantam pangkalan militer yang dikuasai Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force) di Al-Balad, Irak, 64 kilometer sebelah utara Ibukota Baghdad, Minggu (18/4/2021).
ass="MsoNormal">Menurut laporan yang dikutip dari Arab News, Komandan Pangkalan Udara Al-Balad, Mayor Jenderal Diaa Mohsen, membenarkan kabar serangan
roket ke pangkalan militer tersebut.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Diungkap Mohsen, dua roket meledak di
dalam pangkalan dan membuat dua orang tentara Angkatan Bersenjata Irak berada pada kondisi kritis.
Selain melukai dua prajurit, serangan
roket itu juga menyebabkan kebakaran hebat dan merusak sebuah gedung.
Lebih lanjut Mohsen menyebut, serangan
enam roket ke Pangkalan Udara Balad terjadi hanya empat hari setelah serangan
pesawat tanpa awak (drone) di Bandara
Erbil.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Tepatnya, Rabu (14/4/2021), sebuah drone bermuatan bahan peledak menyerang
pasukan koalisi yang dipimpin militer Amerika Serikat di Bandara Erbil, wilayah
Otonomi Kurdistan, Irak bagian utara.
Hingga berita ini diturunkan, pihak
militer Amerika Serikat dan Irak belum memberikan pernyataan seputar dugaan
pelaku serangan.
Belum ada juga pihak yang mengakui
bertanggung jawan atas serangan ini.
Namun demikian, para perwira tinggi
militer Amerika Serikat beberapa waktu lalu meyakini bahwa sejumlah serangan
yang diarahkan ke pangkalan militernya adalah perbuatan salah satu faksi milisi
di Irak.
Faksi milisi ini dituding berafiliasi
dengan Iran yang memang masih menaruh dendam kepada militer Amerika Serikat.
Kemarahan Iran terhadap militer
Amerika Serikat memuncak usai pembunuhan Panglima Garda Revolusi Islam Iran
(IRGC), Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Januari 2020 lalu. [qnt]