WahanaNews.co, Gaza - Pejabat senior kelompok Hamas Palestina, Osama Hamdan, menyatakan bahwa lebih dari 8 ribu korban diyakini masih terjebak dan hilang di bawah reruntuhan bangunan akibat serangan Israel.
Dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, Hamdan mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen dari jumlah korban tewas dan hilang adalah anak-anak dan perempuan.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Ia menambahkan bahwa pendudukan Israel melakukan banyak pembantaian selama 71 hari perang di Gaza, dan agresi terus berlanjut di Tepi Barat yang mereka duduki, dengan catatan 300 kematian sejak 7 Oktober.
Hamdan juga menyoroti bahwa pemerintah Israel tampaknya kurang memperhatikan keselamatan prajuritnya yang berada di medan perang.
Menurutnya, pemerintah Israel mengetahui bahwa tentara mereka tidak akan selamat ketika beroperasi di Gaza, tetapi hal itu diabaikan demi mencapai kemenangan yang dianggap palsu.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
"Pendudukan [Israel] telah melakukan banyak pembantaian dalam 71 hari perang di Gaza. Agresi berlanjut di Tepi Barat yang mereka duduki di mana 300 kematian telah tercatat sejak 7 Oktober," kata Hamdan, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (16/12/2023).
Dalam kesempatan itu, Hamdan juga berujar pemerintah Israel tidak peduli dengan prajuritnya yang kini berada di medan perang.
Menurutnya, pemerintah Zionis tahu betul bahwa para tentaranya tak akan keluar hidup-hidup ketika mereka menginjakkan kaki di Gaza.
Mereka mengabaikan hal itu demi mencapai kemenangan palsu.
"Jika musuh [Israel] ingin membawa kembali warga sipil dan tentaranya hidup-hidup, itu tidak akan pernah terjadi kecuali mereka menyetop agresi sepenuhnya dan menegosiasikan kesepakatan," kata Hamdan.
Serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, sejak awal Oktober sebagai respons terhadap serangan Hamas telah menyebabkan sekitar 19 ribu korban tewas. Mayoritas korban termasuk anak-anak dan perempuan.
Eskalasi kekerasan ini disebabkan oleh serangan Israel yang terus menerus menghantam fasilitas sipil, seperti rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan kamp pengungsian.
Setelah gencatan senjata 7 hari berakhir pada 1 Desember, Israel melanjutkan serangannya, fokus menyerang Gaza selatan setelah sebelumnya intens bombardir Gaza utara.
Berita dari jurnalis Al Jazeera, Anas Al Sharif, melaporkan di media sosial bahwa pasukan militer Israel secara keji menggunakan buldoser untuk mengubur hidup-hidup warga dan pasien di Rumah Sakit Kamal Adwan.
Video yang diunggah oleh Al Sharif menunjukkan kekejaman Israel, di mana halaman dengan banyak tenda dibuldoser sebelum warga dapat melarikan diri.
"Puluhan orang yang mengungsi, sakit, dan terluka dikubur hidup-hidup. Buldoser pasukan pendudukan [Israel] menggilas tenda para pengungsi di halaman rumah sakit dan menghancurkan mereka secara brutal," kata Al Sharif dalam video tersebut, seperti dikutip The New Arab.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]