WahanaNews.co | Presiden Prancis Emmanuel Macron akhirnya bersedia membuka pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS), Selasa (28/9/2021).
Hal itu menyusul perselisihan kontrak kapal selam yang menyebabkan krisis diplomatik di antara kedua negara.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
“Negara-negara Eropa harus meningkatkan rencana pertahanan mereka dan membuat diri mereka dihormati," kata Macron.
“Orang-orang Eropa harus keluar dari kenaifan mereka,” ujar Macron dalam konferensi pers di Paris di mana dia berbicara secara terbuka untuk pertama kalinya, tentang kesepakatan pertahanan Indo-Pasifik antara AS, Australia, dan Inggris.
“Ketika kita berada di bawah tekanan, dengan menunjukkan bahwa kita juga memiliki kekuatan dan kapasitas untuk membela diri, akan membuat diri kita dihormati,” tambahnya.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
Dalam pakta tersebut, disebutkan bahwa Australia akan membatalkan kontrak untuk membeli kapal selam diesel-listrik Prancis.
Sebagai gantinya, mereka akan membeli kapal bertenaga nuklir dari AS. Menanggapi hal ini, Prancis pun berang dan memanggil pulang duta besarnya untuk AS.
“Duta Besar Philippe Etienne akan kembali ke Washington pada hari Rabu dengan mandat yang jelas,” kata Macron.