WahanaNews.co, Jakarta - Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby menyatakan Washington berharap jeda kemanusiaan di Gaza diperpanjang lagi hingga semua sandera dibebaskan.
Saat menjawab pertanyaan wartawan apakah Amerika Serikat mendukung gencatan senjata permanen di Gaza dalam jumpa pers di Gedung Putih, Senin, Kirby menjawab bahwa Amerika Serikat mensyukuri perpanjangan jeda kemanusiaan yang membuat 20 tawanan lainnya dibebaskan, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Kami tentu ingin melihat kelanjutan ini diperpanjang hingga semua sandera dibebaskan," kata Kirby, dalam transkrip resmi yang dirilis Gedung Putih dalam situs webnya.
Qatar pada Senin mengumumkan bahwa jeda kemanusiaan empat hari di Jalur Gaza yang berakhir Selasa bakal diperpanjang dua hari.
Selama gencatan senjata berlangsung, kelompok Palestina Hamas telah membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel dari total 240 sandera yang diambil dari Israel dalam serangan 7 Oktober 2023.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Sebagai gantinya, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel yang semuanya adalah tahanan perempuan dan remaja.
Hamas juga telah membebaskan 19 sandera asing yang sebagian besar pekerja Thailand yang bekerja dalam sektor pertanian.
"Hamas telah berkomitmen membebaskan 20 perempuan dan anak-anak lainnya selama dua hari ke depan. Tentu saja kami berharap jeda ini diperpanjang, dan ini tergantung kepada kelanjutan pembebasan sandera oleh Hamas," kata Kirby.
Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi Israel, Tepi Barat, dan Uni Emirat Arab pekan ini guna membahas kelanjutan usaha membebaskan semua sandera, melindungi kehidupan warga sipil selama operasi Israel di Gaza, dan mempercepat bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.
Blinken juga akan membahas upaya nyata dalam memajukan pembentukan negara Palestina dan mencegah konflik ini semakin meluas.
[Redaktur: Sandy]