WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan global kian meningkat setelah Amerika Serikat secara resmi meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.
Dunia kini menyaksikan eskalasi konflik paling mengkhawatirkan sejak perang Rusia-Ukraina meletus.
Baca Juga:
Bikin Trump Murka, Intelijen AS Sebut Serangan ke Iran Gagal Hancurkan Nuklir
Serangan ini bukan hanya menggegerkan Teheran, tapi juga memicu siaga penuh di kota-kota besar Amerika seperti Washington dan New York.
Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa serangan udara pada Minggu (22/6/2025) berhasil menghantam tiga fasilitas utama nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Esfahan.
Ketiga situs ini merupakan jantung dari program pengayaan uranium Iran yang selama ini dituding sebagai ancaman global oleh AS dan Israel.
Baca Juga:
Bocor! Intelijen AS: Serangan Trump Gagal Hancurkan Nuklir Iran
"Fordow sudah lenyap," tulis Trump di media sosial miliknya. Ia juga menyatakan bahwa semua pesawat AS telah keluar dari wilayah udara Iran dalam kondisi aman.
Berbicara beberapa jam setelah serangan, Trump menegaskan: "Saya ingin mengucapkan selamat kepada para patriot Amerika yang menerbangkan mesin-mesin hebat itu malam ini dan seluruh militer Amerika Serikat dalam sebuah operasi, yang belum pernah dilihat dunia selama beberapa dekade."
Namun, serangan itu tidak serta-merta dibiarkan begitu saja. Pengamat Hubungan Internasional Universitas Parahyangan, Kishino Bawono, memperingatkan bahwa tiga negara besar, Rusia, China, dan Korea Utara, kemungkinan besar akan merespons.
“Kalau dilihat geopolitiknya, kemungkinan mereka akan merespons,” ujar Kishino dalam wawancara televisi. Ia juga menambahkan bahwa meski ketiganya ingin penyelesaian damai, niat untuk melemahkan dominasi AS tetap menjadi agenda utama.
“Namun, saya masih percaya bahwa tiga pihak besar ini masih mengupayakan cara damai,” katanya.
Sementara itu, Iran membantah bahwa situs nuklir mereka mengalami kerusakan fatal.
Pemerintah Iran juga memperingatkan akan ada serangan balasan, bahkan kelompok Houthi di Yaman telah mengancam akan menyerang kapal-kapal perang AS di Laut Merah jika konflik meluas.
Pernyataan Trump semakin mempertegang suasana internasional. “Ini tidak bisa terus berlanjut. Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran, jauh lebih besar dari apa yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir,” tegasnya.
Peningkatan keamanan langsung diberlakukan di AS. Departemen Kepolisian New York (NYPD) dan Metropolitan Police di Washington DC mengerahkan pasukan tambahan ke berbagai titik sensitif seperti tempat ibadah, kantor diplomatik, dan pusat budaya.
“Kami memantau situasi yang terjadi di Iran,” kata NYPD dalam pernyataannya. Mereka menyebut langkah ini sebagai upaya pencegahan terhadap ancaman balasan atau aksi lone-wolf yang mungkin muncul di tengah memanasnya konflik.
Trump menyampaikan peringatan keras bagi Teheran: “Jika perdamaian tidak segera datang, kita akan mengejar target-target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan. Sebagian besar dari mereka dapat disingkirkan dalam hitungan menit.”
Meski sebelumnya sempat mengupayakan jalur diplomatik untuk merundingkan kembali kesepakatan nuklir 2015, pemerintahan Trump kini resmi berpihak pada kampanye militer Israel yang telah berlangsung selama delapan hari terakhir.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]