WahanaNews.co | Negara
Bagian New South Wales, Australia, mencatat satu kasus kematian akibat Covid-19
termuda pada Rabu (4/8).
Baca Juga:
Nikahi Sophie Allouache, Menlu Australia Penny Wong Jadi Pasangan LGBT Pertama di Kabinet Albanese
Pria berusia 20 tahunan itu dilaporkan meninggal dunia di
rumahnya di Kota Sydney setelah menderita Covid-19. Keadaannya terus memburuk
setelah sebelumnya mengeluh hanya mengalami gejala ringan.
Pihak berwenang menuturkan pria yang tak disebutkan
identitasnya itu tidak memiliki masalah kesehatan mendasar. Ia juga diketahui
belum melakukan vaksinasi.
Dikutip Reuters, pria itu tidak memenuhi syarat untuk
menerima vaksin Pfizer karena pemerintah Australia membatasi vaksin jenis mRNA
itu untuk warga di atas usia 40 tahun menyusul keterbatasan pasokan.
Baca Juga:
Usai Hadiri KTT Khusus ASEAN-Australia, Jokowi Bertolak ke Tanah Air
Kematian pria itu semakin menyoroti risiko penularan
Covid-19 yang terus melonjak di beberapa bagian Australia, terutama Kota
Sydney, akibat penyebaran varian Delta yang terus meluas dan menular lebih
cepat.
Sementara itu, tingkat vaksinasi Australia masih rendah.
Sejauh ini kurang dari 20 persen penduduk Sydney telah merampungkan vaksinasi.
Hingga kini, tidak jelas apakah pria di Sydney tersebut
mengidap varian Delta Covid-19 atau tidak. Namun, sebagian besar kasus Covid-19
baru di New South Wales didominasi varian Delta yang pertama kali
teridentifikasi di India.
Pemuda itu adalah satu dari dua kematian akibat Covid-19
yang dilaporkan New South Wales dalam 24 jam terakhir. Negara bagian itu juga
mencatat 233 kasus Covid-19 baru.
Menteri Utama Negara Bagian New South Wales, Gladys
Berejiklian, mengatakan jumlah kasus kemungkinan akan bertambah.
"Saya tidak akan mengesampingkan (kemungkinan) jumlah
kasus tidak akan bertambah buruk, saya benar-benar berpikir mereka akan
bertambah buruk," kata Berejiklian kepada wartawan di Sydney.
"Jika Anda melihat ada orang yang terinfeksi Covid-19
di komunitas kita, itu menunjukkan bahwa mungkin kita belum mencapai puncak
penularan," ucapnya menambahkan.
Lonjakan kasus ini berlangsung bahkan ketika New South Wales
menerapkan penguncian wilayah (lockdown) di Sydney yang terus diperpanjang.
Selain itu, pemerintah New South Wales juga telah menutup
pinggiran kota-kota yang berisiko tinggi penularan Covid-19 dan meminta militer
membantu polisi menegakkan aturan lockdown.
Di sisi lain, Berejiklian semakin berada di bawah tekanan kuat
yang mendesak pelonggaran pembatasan pergerakan sosial demi menghindari
Australia masuk ke dalam jurang resesi kedua dalam beberapa tahun terakhir.
Berejiklian mengatakan dia menargetkan setidaknya 50 persen
populasi New South Wales harus divaksinasi sebelum menerapkan pelonggaran
pembatasan pada akhir Agustus. [qnt]