WAHANANEWS.CO, Jakarta - Australia dan Papua Nugini melangkah ke babak baru kemitraan strategis dengan menyepakati pakta keamanan bersejarah yang membuka peluang integrasi militer, bahkan memungkinkan warga Papua Nugini untuk bergabung dengan angkatan bersenjata Negeri Kanguru dengan iming-iming jalur kewarganegaraan.
Langkah ini disebut sebagai peningkatan signifikan dalam hubungan pertahanan sekaligus sinyal tegas terhadap menguatnya pengaruh keamanan China di kawasan Pasifik.
Baca Juga:
PM Australia Anthony Albanese Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara di Timur Tengah
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Senin (15/9/2025) mengumumkan bahwa perjanjian tersebut akan ditandatangani Rabu mendatang bersama Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.
Penandatanganan itu akan bertepatan sehari setelah perayaan 50 tahun kemerdekaan Papua Nugini dari Australia.
"Itu merupakan peningkatan yang sangat signifikan dalam hubungan pertahanan kami," kata Albanese kepada ABC di Perth sebelum berangkat ke Port Moresby.
Baca Juga:
Front Dingin Picu Bencana Salju dan Banjir di Australia Timur, Ratusan Kendaraan Terjebak
"Perjanjian ini memberikan jaminan pertahanan bersama, artinya kami akan saling mendukung, meningkatkan interoperabilitas aset, dan menyatukan kekuatan pertahanan masing-masing."
Salah satu terobosan penting dalam kesepakatan baru ini adalah peluang bagi warga Papua Nugini untuk mendaftar ke militer Australia.
Sebagai daya tarik tambahan, mereka yang bergabung ditawarkan jalur untuk memperoleh kewarganegaraan Australia.
Saat ini, perekrutan di militer Australia hanya terbuka bagi mitra intelijen Five Eyes yaitu Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru.
Papua Nugini dengan populasi hampir 12 juta jiwa menjadi negara terpadat di Pasifik setelah Australia yang berpenduduk 27 juta jiwa.
Perjanjian ini hadir di tengah meningkatnya kekhawatiran aliansi Barat atas pengaruh Beijing di kawasan.
Sejak 2019, tiga negara Pasifik telah mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke China.
Selain itu, China semakin aktif dalam kerja sama keamanan melalui pelatihan kepolisian di Fiji, Kiribati, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu.
Washington dan sekutunya memandang langkah ini sebagai tantangan strategis, sehingga memperkuat posisi Australia sebagai mitra keamanan utama Papua Nugini dianggap penting dalam menjaga keseimbangan geopolitik regional.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]