WahanaNews.co | Baku tembak terjadi di pabrik semen Cruz Azul di Kota Tula, Negara Bagian Hidalgo, Meksiko, Rabu (27/4/2022). Akibat insiden ini, sebanyak delapan orang tewas dan 11 lainnya luka-luka.
Gubernur setempat mengungkapkan, insiden itu terjadi pada dini hari ketika kelompok bersenjata tak dikenal mencoba merebut pabrik tersebut. Namun, aksi para penyerang itu mendapat perlawanan dari para karyawan pabrik.
Baca Juga:
Semester I 2023, PLN Kelola FABA Hingga 1,45 Juta Ton Jadi Batako Bangun Rumah Prajurut TNI
“Saya mengutuk keras bentrokan kasar yang terjadi di pabrik Cruz Azul di kota Tula di mana, menurut informasi terakhir, delapan orang tewas, 11 lluka-luka dan sembilan ditahan," cuit Gubernur Hidalgo, Omar Fayad Meneses, lewat akun Twitter-nya, Rabu (27/4/2022).
Dia telah menugaskan Kementerian Dalam Negeri Hidalgo dan kantor kejaksaan setempat untuk menyelidiki insiden tersebut. Dia juga meminta instansi terkait untuk memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang bertikai.
Badan Keamanan Publik Negara Bagian Hidalgo menyatakan mulai menerima panggilan darurat pada Rabu pagi dari pabrik yang terletak 95 kilometer sebelah utara ibu kota Meksiko, Mexico City, itu. Saat sampai di lokasi, petugas menemukan sejumlah fasilitas dan kendaraan telah dirusak.
Baca Juga:
Buruh Bongkar Muat Diduga Tertimpa Semen, 1 Meninggal dan 3 Luka-luka
Pihak berwenang hanya mengidentifikasi mereka yang terlibat sebagai dua kelompok orang. Akan tetapi, media lokal melaporkan, bentrokan itu terkait dengan perselisihan kepemimpinan yang sudah berlangsung lama di koperasi pabrik.
Lebih dari satu dekade yang lalu, Guillermo Alvarez, seorang mantan pemimpin koperasi, diduga telah mengambil atau menyalahgunakan dana dari serikat usaha itu.
Pria itu sekarang menjadi buronan polisi. Akan tetapi, para pendukung Alvarez tampaknya tetap menguasai beberapa aset, termasuk pabrik.
Jaksa Negara Bagian Hidalgo, Alejandro Habib, mengatakan kepada media lokal bahwa sebanyak lima truk atau van dan 200 orang terlibat dalam penyerangan di pabrik tersebut.
Alvarez menghadapi tuduhan penggelapan dan pencucian uang. Dia dilaporkan menggunakan tim sepak bola Cruz Azul di liga top Meksiko sebagai kedok untuk transaksi gelap, diduga melebih-lebihkan (mark up) jumlah uang yang dibayarkan untuk merekrut pemain-pemain top, dan kemudian mengantongi selisih uang dan harga sebenarnya.
Kelompok yang menentang kepemimpinan lama membantah dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bertanggung jawab atas kekerasan tersebut. Mereka mengatakan telah menggunakan jalur hukum untuk mendapatkan kembali kendali atas fasilitas tersebut.
Koperasi tersebut dibentuk oleh para pekerja pabrik pada 1930 untuk membeli pabrik semen tersebut. [qnt]