WahanaNews.co | Rusia telah menyita ratusan jet komersial milik perusahaan leasing AS dan Eropa. Penyitaan ini jadi tantangan bagi industri penerbangan Rusia, akibat sanksi ekonomi sejumlah negara kepada mereka.
Untuk menyita pesawat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meneken undang-undang sebagai bagian dari tindakan anti-sanksi pemerintah. Dengan beleid tersebut, maskapai Rusia dapat mendaftarkan pesawat yang disewa dari perusahaan asing di Rusia.
Baca Juga:
Perang Makin Panas, Rusia Lancarkan 90 Drone Shahed Iran ke Ukraina
Dengan demikian, pesawat itu akan diberikan sertifikat kelaikan udara lokal.
Nantinya, rancangan undang-undang (ruu) itu memungkinkan Rusia untuk mempertahankan pesawat sewaan asing mereka dan mengoperasikan pesawat di rute domestik. Di sisi lain, ruu tersebut akan mempersulit perusahaan asing mendapatkan kembali jet mereka tanpa persetujuan pemerintah Rusia.
Sanksi ekonomi dari AS dan Eropa yang sebelumnya dikenakan ke Rusia mengharuskan perusahaan leasing mengambil alih semua pesawat mereka dari maskapai Rusia pada akhir bulan ini.
Baca Juga:
NATO Buka Pintu Normalisasi dengan Rusia, Tapi Ada Syarat
Produsen pesawat barat, seperti Airbus dan Boeing telah memutuskan akses maskapai Rusia ke suku cadang yang mereka butuhkan untuk merawat dan menerbangkan jet dengan aman.
Berdasarkan perusahaan analisis penerbangan Cirium, maskapai Rusia mengoperasikan 305 jet Airbus dan 332 jet Boeing.
Rusia juga memiliki 83 jet regional yang diproduksi oleh perusahaan barat, seperti Bombardier, Embraer, dan ATR. Sejauh ini, hanya ada 144 pesawat yang diproduksi sendiri oleh perusahaan Rusia.