WahanaNews.co | Untuk membantu pengungsi Ukraina menemukan sponsor di seluruh dunia, dua mahasiswa Universitas Harvard telah membuat situs web.
Lebih dari 18.000 orang telah mendaftar untuk menawarkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Baca Juga:
Sesama Pengungsi, Warga Afghanistan dan Ukraina Saling Gusur di Jerman
Pengungsi akibat perang di Ukraina menunggu di sebuah kamp bantuan di perbatasan Polandia. Mereka bertanya-tanya tentang masa depan mereka.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan lebih dari 4 juta orang kini telah meninggalkan Ukraina. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,4 juta telah memasuki Polandia.
Banyak pengungsi juga melakukan perjalanan ke negara-negara lain di Eropa untuk tinggal bersama teman, keluarga atau dalam beberapa kasus orang asing yang telah menawarkan diri untuk menampung orang-orang yang melarikan diri dari konflik itu.
Baca Juga:
Akibat Invasi Rusia, Berikut 5 Negara Tujuan Pengungsi Ukraina
Dua mahasiswa di Universitas Harvard, Marco Burstein dan Avi Schiffmann, menggunakan keterampilan coding mereka untuk membuat situs web UkraineTakeShelter.com yang diselesaikan dalam tiga hari pada awal Maret lalu.
Orang-oarng yang ingin membantu para pengungsi menemukan tempat tinggal sementara yang jauh dari Tanah Air mereka yang dilanda perang, mencocokkan keinginan dan latar belakang calon tuan rumah dengan mereka yang membutuhkan tempat tinggal.
“UkraineTakeShelter.com adalah platform independen yang saya buat bersama teman saya, Avi Schiffmann, untuk membantu menghubungkan pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari krisis dengan para calon keluarga angkat yang dapat membantu mereka. Kami memiliki lebih dari 18.000 keluarga angkat yang mendaftar untuk menawarkan bantuan. Untuk pengungsi, mereka bisa memasukkan lokasi mereka untuk melakukan pencarian dan menemukan keluarga angkat yang cocok dengan mereka," papar Marco Burstein, 18 tahun, dilansir dari VoA.
“Kemarahan internasional atas serangan Rusia terhadap rumah-rumah warga di Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya telah memaksa saya dan teman-teman untuk bertindak,” tambahnya.
“Kami memutuskan untuk membuat situs web UkraineTakeShelter karena kami telah melihat banyak video dan foto secara online tentang situasi yang terjadi di Ukraina, dan kami memutuskan ini adalah cara kami untuk dapat membantu.”
Di kota Lviv, Ukraina barat, kereta api membawa orang-orang yang berhasil melarikan diri dari serangan Rusia di bagian-bagian lain negara itu. Kerabat yang cemas siap menyambut dan membantu para korban yang membawa sedikit barang.
“Jadi, saya awalnya mendapat ide ini ketika saya berada di sebuah protes di San Diego beberapa minggu yang lalu. Ada sekelompok orang di sana. Mereka semua memegang plakat bertuliskan, ‘Hentikan Putin. Saya memiliki keterampilan untuk membuat situs web dan aplikasi dan lain-lain terkait teknologi. Jadi, saya merasa bahwa saya benar-benar dapat melakukan sesuatu dalam skala yang lebih besar, secara global di sinim" papar Avi Schiffmann, salah seorang mahasiswa yang ikut membangun UkarineTakeShelter bersama Marco Burstein.
Schiffman sebelumnya membuat situs web pelacakan virus corona nCoV2019.live.
“UkraineTakeShelter mengembalikan kekuasaan ke tangan pengungsi di mana mereka dapat mengambil inisiatif dan menemukan daftar dan menghubungi sendiri keluarga angkat daripada harus membeku kedinginan di trotoar di Eropa Timur pada musim dingin, menunggu beberapa organisasi lain untuk menolong mereka," tambahnya.
Situs web UkraineTakeShelter yang dibangun oleh dua mahasiswa Universitas Harvard ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pengalaman positif bagi para pengungsi dan keluarga angkat mereka. [rsy]