WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, mengatakan, pembicaraan mengenai eksplorasi energi bersama antara negaranya dan China di Laut China Selatan telah dihentikan, dengan alasan kendala konstitusional dan masalah kedaulatan.
Kedua negara telah berdebat selama beberapa dekade mengenai kedaulatan maritim dan sejak 2018 berjanji untuk bersama-sama mengeksplorasi aset minyak dan gas di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina, meskipun China juga mengklaim wilayah tersebut.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
"Kami telah melangkah sejauh mungkin secara konstitusional. Satu langkah maju dari tempat kami berdiri di tepi jurang adalah jatuh ke dalam krisis konstitusional," kata Locsin dalam pidatonya, Kamis (23/6/2022).
"Tiga tahun berlalu dan kami belum mencapai tujuan kami untuk mengembangkan sumber daya minyak dan gas yang sangat penting untuk Filipina, tetapi tidak dengan harga kedaulatan; bahkan tidak satu partikel pun," ujarnya.
Tidak jelas kapan keputusan itu diambil. Kedutaan China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Filipina, yang sangat bergantung pada impor bahan bakar, telah berjuang untuk menemukan mitra asing untuk membantu mengeksploitasi cadangan energi lepas pantainya karena klaim China yang tumpang tindih.
Sebaliknya, kedua negara berjanji untuk bekerja sama, dibantu oleh upaya Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk menjalin hubungan yang lebih hangat dengan China.
Tetapi banyak ahli meragukan pengaturan seperti itu mungkin karena kepekaan politik dan memperingatkan setiap kesepakatan untuk berbagi sumber daya energi dapat dilihat sebagai melegitimasi klaim pihak lain, atau memberikan wilayah berdaulat.