WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jenderal (Purn) AM Hendropriyono mengingatkan bangsa Indonesia untuk mewaspadai sentimen SARA yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi penggalangan negara adidaya, Amerika Serikat (AS).
Ia menilai bahwa situasi ini dapat berdampak pada stabilitas masyarakat Indonesia.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
"Waspadalah, para patriot bangsa. Kondisi seperti ini sesuai dengan kepentingan administrasi Presiden AS saat ini. Setelah konsep geostrategi mereka berhasil diterapkan di Timur Tengah dan Eropa, kini geopolitik mulai bergeser ke Asia. Perang dagang yang melibatkan AS diperkirakan akan berlangsung lama, terutama karena rencana pembangunan Terusan Kra di Thailand oleh China," ujar Hendropriyono dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Jumat (6/2/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia kini berada dalam orbit BRICS yang berseberangan dengan dominasi dolar AS, dan ambang perang finansial semakin nyata.
"Jika sentimen SARA berkembang menjadi konflik sosial yang meluas, tentara AS berpotensi masuk dengan dalih misi perdamaian di bawah bendera PBB," ujarnya.
Baca Juga:
Peran Penting Indonesia dalam Menangani Konflik Laut China Selatan (LCS)
Menurut Hendropriyono, skenario ini dapat mengarah pada terbentuknya garis belakang yang strategis untuk mendukung ofensif AS di Laut China Selatan.
Ia menegaskan bahwa perang saudara di Indonesia harus dicegah dan negara ini tidak boleh menjadi ajang pertempuran antar-kekuatan besar yang bisa menghancurkan masa depan bangsa.
"Kendalikan emosi dan pikirkan dengan jernih. Jangan biarkan suara-suara yang memicu kebencian merusak persatuan bangsa. Bersikaplah waspada terhadap dinamika intelijen strategis ini," pungkasnya.