Dilansir dari Space.com, Sabtu (5/12/2020), pendanaan yang diberikan sangat
rendah karena NASA hanya membayar untuk sampel yang dikumpulkan, tanpa membayar
tagihan untuk biaya pengembangan perusahaan mana pun.
Masten, ispace Europe, dan Lunar Outpost berencana
mengumpulkan sampel dari wilayah kutub selatan Bulan, di mana ketiga perusahaan
tersebut bertujuan mendarat pada 2023.
Baca Juga:
Fenomena Langit Tak Biasa, Pink Moon Kembali Menyapa Bumi Malam Ini
Sementara itu, ispace Jepang akan mengumpulkan sampel dari
Lacus Somniorum, sebuah situs di sisi timur laut dekat Bulan pada pendaratan
yang direncanakan pada 2022.
Setiap set sampel yang diambil akan memiliki berat antara 50
hingga 500 gram. Keempat perusahaan tersebut juga akan memberikan citra sampel
serta data yang mengidentifikasi di mana sampel tersebut dikumpulkan.
"Setelah menerima citra dan data seperti itu, transfer
kepemilikan regolith Bulan ke NASA akan dilakukan. Setelah transfer
kepemilikan, materi yang dikumpulkan menjadi satu-satunya milik NASA untuk
digunakan oleh agen di bawah program Artemis," tulis pejabat agensi dalam
sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Gara-gara Trump, NASA Batal Daratkan Orang Non-Kulit Putih di Bulan
Artemis merupakan program ambisius NASA untuk eksplorasi
Bulan berawak, yang bertujuan mendaratkan dua astronot di dekat kutub selatan
pada 2024 dan membangun keberadaan manusia, yang berkelanjutan dan berjangka
panjang di sekitar Bulan pada 2028.
Itula langkah nasa dalam membli sampel Bulan dari perusahaan
swasta, bukan hanya berangkat mengambil sendiri. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.