WahanaNews.co | Konser hari kemerdekaan di Guatemala berakhir ricuh.
Akibatnya, 9 orang tewas, sementara 20 lainnya terluka.
Baca Juga:
Peran Kejaksaan dalam Perjuangan Kemerdekaan: Jejak Tokoh-Tokoh Terkemuka
"Palang Merah Guatemala dan sukarelawan pemadam kebakaran menstabilkan lebih dari 20 orang yang terluka dan 9 orang tewas di tempat kejadian," tulis Palang Merah Guatemala di Twitter, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/9/2022).
Media lokal melaporkan, kericuhan terjadi ketika ribuan orang meninggalkan lapangan di akhir konser festival tradisional Xelafer, sekitar 200 kilometer (120 mil) barat Guatemala City.
Saat hari mulai gelap, kericuhan terjadi.
Baca Juga:
Wakil Bupati Ketapang Lepas Pelajar Calon Paskibraka dengan Pesan Menginspirasi
Beberapa orang terlihat saling dorong.
"Mereka mulai berkelahi satu sama lain, mendorong satu sama lain dan jatuh dan saat itulah semuanya terjadi," lanjutnya.
Saksi lain, Luis Carrion, mengatakan kepada AFP bahwa dia melihat sejumlah orang didorong dan jatuh ke lantai sebelum mereka diinjak-injak oleh orang-orang yang hendak meninggalkan tempat tersebut.
"Lebih dari siapa pun, mereka yang menyelenggarakan acara ini bertanggung jawab atas ini," imbuh Carrion.
Juru bicara Palang Merah, Andres Lemus, mengatakan, korban luka dibawa ke rumah sakit setempat.
Dia menambahkan, banyak korban luka yang mengalami “trauma”.
Juru Bicara Kementerian Publik, Moises Ortiz, mengatakan kepada AFP bahwa jaksa telah mengumpulkan informasi untuk penyelidikan.
Sementara lembaga ilmu forensik nasional Guatemala telah mengautopsi 4 mayat.
Pemerintah Guatemala belum mengomentari tragedi itu.
Ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun, Guatemala merayakan kemerdekaannya dari Spanyol setelah perayaan dua tahun sebelumnya dibatalkan karena pandemi virus Corona. [gun]