WahanaNews.co | Pemilik klub sepak bola dari Inggris Chelsea, Roman Abramovich, dikabarkan Reuters menerima permintaan Ukraina untuk melakukan negosiasi dengan Vladimir Putin terkait solusi perang di Ukraina.
Kabar tentang keterlibatan Abramovich dalam pembicaraan itu pertama kali diberitakan oleh Jewish News yang mengatakan Kiev telah menghubunginya melalui kontak-kontaknya di pihak Zionis guna meminta bantuan sang pemilik Chelsea.
Baca Juga:
Chelsea Resmi Kontrak Sterling 5 Tahun dari Manchester City
"Saya bisa memastikan Roman Abramovich telah dihubungi pihak Ukraina untuk dukungan dalam mencapai resolusi damai, dan bahwa sejak itu dia sudah berusaha membantu," kata sang juru bicara pihak Abramovich.
Namun, belum ada komentar langsung dari pemerintah Ukraina.
Abramovich yang seorang Yahudi dan juga berkewarganegaraan Israel, adalah salah satu pengusaha paling berpengaruh yang memperoleh kekayaan setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991.
Baca Juga:
Akuisisi Klub Mandek, Chelsea Terancam Dicoret dari Premier League
Forbes menyebut kekayaan bersihnya mencapai 13,3 miliar dolar AS.
Mantan trader komoditas yang menanjak selama kekacauan 1990-an pada era Presiden Boris Yeltsin itu mengakuisisi saham di perusahaan minyak Sibneft, produsen aluminium Rusal dan maskapai Aeroflot yang kemudian dijualnya.
Di bawah Presiden Rusia Vladimir Putin, Abramovich menjabat gubernur wilayah terpencil Arktik di Chukotka di bagian Timur Jauh Rusia.
Tidak jelas peran apa yang akan dimainkan Abramovich dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina yang dimulai Senin ini di perbatasan Ukraina-Belarus.
Sebelumnya, kantor kepresidenan Ukraina mengatakan tujuan Ukraina berunding adalah gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.
Kremlin belum mengatakan secara eksplisit apa tujuannya dalam perundingan ini.
Abramovich yang berusia 55 tahun mengatakan Sabtu lalu bahwa dia sudah memberikan wali kepengurusan Chelsea.
Dalam beberapa hari terakhir, dua miliarder Rusia lainnya, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska, telah menyeru pemerintah Rusia guna mengakhiri perang.
Pada 24 Februari lalu Putin memerintahkan "operasi militer khusus" menindak Ukraina hanya tiga hari setelah dia mengakui kemerdekaan dua wilayah Ukraina dukungan Rusia. [rin]