WahanaNews.co | Ancaman terjadinya perang kembali muncul di Eropa. Setelah perang Rusia dan Ukraina pecah, kali ini ketegangan muncul antara dua negara, Serbia dan Kosovo.
Ini terkait panasnya wilayah Kosovo Utara, tepatnya di kota Mitrovica. Hal itu dimulai kala pemerintah Kosovo meminta etnis Serbia di sana untuk menanggalkan plat nomor mobil Serbia mereka dan menggunakan milik Pristina.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Hal ini pun memicu barikade warga Serbia, Sejak 10 Desember, warga Serbia di sana membangun penghalang jalan.
Baku tembak dengan polisi juga terjadi. Ini setelah penangkapan seorang mantan polisi Serbia karena diduga menyerang petugas polisi selama protes.
Sebenarnya, sekitar 50.000 orang Serbia tinggal di bagian utara Kosovo yang mayoritas penduduknya Albania dan menolak untuk mengakui pemerintah Pristina. Mereka masih melihat Beograd sebagai ibu kota meski Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 2008.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Hal ini kemudian membuat pemerintah Serbia bertindak. Dalam laporan terbaru Selasa (27/12/2022), Serbia mengatakan telah menempatkan tentaranya pada siaga tempur tertinggi.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic disebut telah memerintahkan kesiapan angkatan bersenjata dan dinas keamanan. Menteri Pertahanan Milos Vucevic mengamini.
"Itu tindakan tertinggi yang dilakukan oleh Tentara Serbia," katanya dikutip dari TRT World.
"Melindungi integritas teritorial dan kedaulatan Serbia dan melindungi semua warga negara serta mencegah terorisme dan teror terhadap orang Serbia di mana pun mereka tinggal," tambahnya.
"Tidak ada alasan untuk panik, tetapi ada alasan untuk khawatir," kata Vucevic lagi dimuat Reuters.
Panas juga dirasakan Kosovo. Pemerintah mengomentari pernyataan bahwa pihaknya tak akan berdialog dengan kelompok kriminal dan pemberontak.
"Tidak boleh ada barikade di jalan mana pun," tegas Pristina meyakinkan bahwa polisi memiliki kapasitas dan kesiapan bertindak.
Sementara itu pasukan perdamaian NATO, Kosovo For (KFOR), meminta semua pihak menahan diri. KFOR merupakan tentara NATO yang dikerahkan ke Balkan untuk menjaga perdamaian.
"Kami mendesak semua pihak untuk membantu mengaktifkan keamanan dan kebebasan bergerak di Kosovo, dan mencegah narasi yang menyesatkan mempengaruhi proses dialog," kata KFOR dalam sebuah pernyataan. [eta]