WahanaNews.co, Beijing - Saluran militer China merilis sebuah video yang mengancam akan melakukan serangan bom nuklir terhadap Jepang, jika Tokyo terus menerus usil dan ikut campur dalam upaya "pembebasan" Taiwan dari tangan Beijing.
Ancaman ini terdokumentasi dalam sebuah video dari saluran militer yang disebut "Liu Jun Tao Lue," dengan durasi lebih dari 2 menit dan 14 detik.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Dilansir oleh EurAsian Times pada Jumat (22/9/2023), video tersebut pertama kali diunggah ke platform media sosial X oleh seorang jurnalis bernama Jennifer Zeng pada tanggal 17 September 2023.
Jennifer Zeng adalah seorang anggota dari Asosiasi Pers Internasional dan memiliki lebih dari 240.000 pengikut di platform X.
"Channel militer China menyatakan bahwa jika Jepang berani melakukan intervensi dalam 'pembebasan' Taiwan yang dilakukan oleh Partai Komunic China (PKC), maka PKC akan mengabaikan komitmen sebelumnya untuk tidak memulai penggunaan senjata nuklir," tulis jurnalis itu dalam caption panjang untuk posting video dari channel militer China.
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
Selain itu, dalam caption juga tertulis bahwa mereka berpendapat bahwa ini adalah janji yang sudah ketinggalan zaman.
"Sebaliknya, PKC mengancam akan melancarkan serangan nuklir terus-menerus terhadap Jepang hingga Jepang menyerah tanpa syarat. Meskipun ancaman-ancaman ini mungkin tidak memiliki dasar militer, ancaman-ancaman ini menjelaskan pola pikir PKC," tulis caption itu.
Jennifer Zeng menginformasikan bahwa saluran militer yang dikenal sebagai "Liu Jun Tao Lue," yang dapat diterjemahkan sebagai "Kebijaksanaan dan Strategi untuk Enam Tentara," adalah pihak yang memproduksi video tersebut.
Dia juga mencatat bahwa saluran ini memiliki 2,47 juta pengikut di platform berbagi video asal China yang disebut "Xi Gua Videos."
Video tersebut telah dihapus dari internet oleh otoritas yang berwenang. Tetapi dalam postingan terpisah di platform X, Jennifer Zeng mencatat bahwa video yang sebelumnya telah dihapus itu diposting ulang oleh akun resmi dan terverifikasi dari Komite Politik dan Hukum Partai Komunis China di Kota Baoding, Provinsi Hebei, China.
Karena kedekatannya dengan wilayah tersebut, Jepang diyakini akan terlibat dalam konflik yang melibatkan Taiwan. Awal bulan ini, Tokyo telah menunjuk seorang pejabat pemerintah sebagai atase pertahanan de facto di Taiwan.
Tindakan ini diambil karena Jepang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan pulau tersebut, dan hal ini dianggap sebagai upaya untuk memperkuat hubungan keamanan antara keduanya.
Jepang juga telah mengumumkan perluasannya terhadap pangkalan militer di sebuah pulau kecil di sebelah timur Taiwan beberapa bulan setelah rudal balistik militer China mendarat di dekat pantai pulau tersebut pada tahun lalu.
Selain itu, peningkatan intimidasi yang terus-menerus dari China dan aktivitas militer yang semakin meningkat di Selat Taiwan telah memicu ketegangan di dalam Kementerian Pertahanan Jepang.
Meskipun China belum secara resmi mengeluarkan ancaman langsung kepada lawannya, propaganda dalam bentuk video serupa telah diberitakan sebelumnya. Namun, mengancam dengan serangan nuklir mungkin terlalu berlebihan, terutama terhadap satu-satunya negara yang pernah mengalami dampak serangan nuklir yang mengerikan dalam sejarah.
Sementara itu, Jepang sendiri berencana untuk membangun lebih banyak fasilitas penyimpanan amunisi di instalasi Pasukan Bela Diri (SDF) mereka pada tahun fiskal 2024, karena mereka sedang mengembangkan kemampuan serangan balik dari jarak jauh.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]