WahanaNews.co, Jakarta - China menggelar latihan militer di sekitar wilayah Taiwan pada Sabtu (19/08/23) sebagai "peringatan keras" setelah mengecam wakil presiden Taiwan, William Lai, yang singgah ke Amerika Serikat (AS) dalam penerbangan ke Paraguay.
"Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China pada hari Sabtu meluncurkan patroli udara dan laut bersama serta latihan militer angkatan laut dan angkatan udara di sekitar pulau Taiwan... yang dimaksudkan untuk melatih koordinasi kapal militer dan pesawat terbang serta kemampuan mereka untuk mengambil alih kendali atas wilayah udara dan laut," bunyi pernyataan pihak militer, sebagaimana dilaporkan media pemerintah Xinhua, mengutip AFP.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
China sebelumnya mengutuk lawatan singkat William Lai ke AS pada Minggu (13/08/23).China meminta Washington berhenti berinteraksi dengan Taiwan dan setop mendukung "pemerintah separatis", yang kini dipimpin Presiden Tsai Ing Wen. Beijing menganggap Lai merupakan pembuat onar dan separatis.
"Lai dengan keras keras kepala berpegang teguh pada posisi separatis untuk kemerdekaan Taiwan. Dia benar-benar pembuat onar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam jumpa pers di Beijing pada Senin (14/8).
"Kami mendesak AS untuk menghentikan semua bentuk interaksi resmi dengan Taiwan, berhenti berkomplot dan mendukung pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan kegiatan separatis mereka dan berhenti memalsukan dan mengkhianati prinsip Satu China," ucap jubir itu menambahkan seperti dikutip South China Morning Post (SCMP).
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Selain menjadi wapres, Lai merupakan calon presiden Taiwan yang diunggulkan dalam pemilihan umum yang akan berlangsung Januari 2024.
Jubir Kemlu China juga menegaskan bahwa Taiwan adalah inti dari kepentingan utama China dan fakta telah berulang kali menunjukkan bahwa alasan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan adalah karena Taiwan berusaha mengandalkan AS untuk mencari kemerdekaan.
"China terus mengikuti perkembangan dengan cermat dan akan mengambil tindakan tegas untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," ujarnya.
China menganggap Taiwan sebagai wilayahnya yang membangkang dan berupaya untuk merdeka. Beijing selalu marah setiap kali ada pejabat Taiwan yang berkunjung ke negara asing, terutama negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan China.
China menganggap setiap kunjungan pejabat asing ke Taiwan dan sebaliknya merupakan bentuk dukungan kemerdekaan terhadap Taipei.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping bahkan menuntut negara-negara agar memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan jika ingin menjalin relasi resmi dengan China.
Sementara itu, Taiwan tidak gentar dengan segala upaya China untuk mengisolasi negaranya. Dalam lawatannya ke AS, Lai menegaskan negaranya tidak takut dan tidak akan menyerah dengan ancaman-ancaman China.
Lai menyebut bahwa jika Taiwan aman, dunia aman, apabila Selat Taiwan damai, maka dunia juga ikut damai.
"Betapa pun besarnya ancaman otoritarianisme terhadap Taiwan, kami sama sekali tidak akan takut atau gentar, kami akan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan," katanya merujuk pada ancaman China.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]