WahanaNews.co | Gelombang panas yang melanda China memicu suhu ekstrem di atas 40°C. Untuk menyiasatinya, penduduk di sejumlah provinsi di barat daya menggunakan berbagai cara kreatif.
Penduduk di Chongqing dan provinsi tetangga Sichuan berkumpul di bunker dan restoran bawah tanah untuk mencari perlindungan dari udara panas.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Sementara kantor-kantor menyiapkan es balok agar suhu ruangan lebih dingin.
Beberapa pakar mengatakan intensitas gelombang panas saat ini di China bisa jadi salah satu yang terburuk dalam catatan sejarah dunia.
Fenomena alam ini juga memperburuk kekeringan parah di China.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Salah satu langkah yang diambil oleh beberapa stasiun kereta api di provinsi-provinsi ini adalah meredupkan lampu, yang biasanya sangat terang, untuk menghemat listrik.
Di jejaring sosial ada banyak foto dan video yang menunjukkan orang-orang duduk di gerbong kereta dalam keadaan gelap di Chongqing atau berjalan di jalanan tanpa cahaya lampu.
Demi menghemat energi, pihak berwenang di Sichuan memerintahkan agar tingkat AC dijaga tidak lebih rendah dari 26C , sementara di Chongqing mereka telah memerintahkan perusahaan industri untuk membatasi produksi sampai setidaknya hari Kamis.
Alih-alih demikian, perusahaan-perusahaan menggunakan balok es besar untuk membantu mendinginkan kantor mereka, menurut laporan sejumlah media lokal.
Dan, di luar kantor, ada banyak orang yang makan di restoran bawah tanah untuk menghindar dari cuaca panas.
Restoran "Cueva HotPot" , dinamai berdasarkan jenis makanan yang disajikan, biasanya sangat populer di bulan-bulan musim panas, karena suhu di bawah tanah lebih dingin. Sekarang, tempat ini menjadi esensial.
Suhu di restoran bawah tanah ini sekitar 16°C, jauh lebih sejuk mengingat suhu di permukaan mencapai 42C, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah China Daily Sabtu lalu.
Beberapa orang berlindung dari panas di terowongan bawah tanah, dengan menggelar tikar atau menggantung hammock di antara tiang.
Dampak pada pertanian
Produsen pertanian sangat terpukul selama gelombang panas dan kekeringan yang diakibatkannya.
Dalam sebuah video yang menjadi viral, seorang peternak ayam di Sichuan tampak menangis karena semua hewan ternaknya mati dalam semalam karena pemadaman listrik pada hari yang sangat panas.
Di beberapa daerah di Sichuan, produsen listrik tenaga air terbesar di negara itu, cuaca panas sempat sedikit mereda pada hari Kamis ketika terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi dalam semalam.
Meskipun itu disertai badai yang membuat sekitar 30.000 orang harus dievakuasi, menurut laporan dari stasiun televisi negara CCTV.
Badan cuaca mengatakan cuaca panas diperkirakan akan berlanjut setidaknya selama tiga hari ke depan di wilayah tersebut, serta di provinsi-provinsi di sekitar pusat komersial Shanghai.
Tetapi bukan hanya Sichuan yang terkena dampak: dengan lebih sedikit hujan yang turun ke Sungai Yangtze (China), permukaan air telah turun terutama di Bendungan Tiga Ngarai dan akibatnya pasokan listrik telah berkurang di beberapa kota di China, termasuk pusat keuangan Shanghai.
Stephen McDonell, koresponden BBC News di China, mengatakan Bendungan Tiga Ngarai sudah kontroversial sejak awal pembangunannya.
Bagi sebagian orang, ini adalah keajaiban enjinering yang menghasilkan sejumlah besar listrik dan mengendalikan aliran air di Sungai Yangtze. Tetapi para pengkritiknya berpendapat bendungan tersebut menenggelamkan kota-kota kuno dan menyebabkan relokasi jutaan orang serta kematian banyak spesies ikan dan hewan.
Tetapi saat ini, kata McDonell, kekeringan berarti tidak ada cukup air untuk mendapatkan level energi yang optimal, yang diperlukan untuk ekonomi daerah tersebut. Dan, ia menekankan, China dapat mempertimbangkan opsi energi lain untuk kawasan itu.
Kekurangan air begitu buruk sehingga relik Buddha bersejarah yang terendam selama bertahun-tahun muncul kembali ke permukaan dalam beberapa pekan terakhir. [qnt]