WahanaNews.co | Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) AS dilaporkan
menggelar pertemuan rahasia dengan salah satu pendiri Taliban di Kabul.
Pertemuan
Direktur William Burns dengan Mullah Abdul Ghani Baradar terjadi jelang tenggat
waktu 31 Agustus supaya AS dan sekutunya pergi dari Afghanistan.
Baca Juga:
Lakukan Kekerasan Seksual pada 24 Wanita, Agen CIA Divonis 30 Tahun Penjara
Kepada The Washington Post, sumber CIA yang tidak ingin
identitasnya diungkap membenarkan pertemuan itu terjadi pada Senin (23/8/2021).
The Post memberitakan, pertemuan itu adalah
event tingkat tinggi antara
pemerintahan Presiden Joe Biden dengan milisi.
Dilansir
The Sun, Selasa (24/8/2021), CIA menolak
mengonfirmasi atau membantah pertemuan mereka dengan Taliban.
Baca Juga:
Soal Penembakan Trump, Eks Bos CIA Buka-bukaan Sebut Kejanggalan Ini
Satu
hari setelah agenda tersebut, Biden mengizinkan pasukan AS untuk menyelamatkan
warga mereka di luar bandara Kabul.
Presiden
berusia 78 tahun itu tidak ingin proses evakuasi berubah seperti tragedi Black Hawk Down, seperti yang
diungkapkannya pekan lalu.
Dia
merujuk kepada insiden ketika dua helikopter AS ditembak jatuh di tengah perang
saudara Somalia pada 1993, membunuh 18 prajuritnya.
Associated Press melaporkan, US Special Forces berhasil menyelamatkan warga AS dari luar bandara
pada Senin (23/8/2021).
Sebanyak
16 warga "Negeri Paman Sam" tersebut kemudian dilarikan ke Kabul untuk
dipersiapkan proses evakuasinya.
Juru
bicara Pentagon, John Kirby, menerangkan, komandan pasukan diberi wewenang menggunakan
semua sumber daya untuk membantu warga AS berdasarkan kasus per kasus.
Kirby
menjelaskan, militer AS sempat menjalankan misi tambahan menggunakan
helikopter.
Namun, dia
menolak menjabarkannya.
Di
tengah upaya AS mengeluarkan warganya maupun penduduk Afghanistan yang membantu
mereka, Biden mendapatkan tekanan dari sekutunya.
Perancis,
Jerman, dan Inggris mengeluhkan dengan waktu hanya sepekan, ada kemungkinan
tidak semua orang bisa terangkut.
Menteri
Luar Negeri, Jean-Yves Le Drian, kepada awak media, mengaku, dia khawatir dengan deadline
yang dipasang AS.
"Tambahan
waktu diperlukan jika ingin operasinya berjalan dengan mulus," kata Le
Drian, tegas. [qnt]