WahanaNews.co | Donald Trump kembali menghadapi tiga tuntutan pidana baru, sehingga kini ada total 40 tuntutan yang menjerat eks Presiden Amerika Serikat itu.
Dalam tuntutan terbaru itu, Trump dituduh memerintahkan karyawan di resor pribadinya di Florida, untuk menghapus video keamanan saat penyelidikan terkait penyimpanan dokumen rahasia negara.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Perang Israel-Hamas di Gaza Bukan Genosida
Penasihat Khusus AS, Jack Smith, mendakwa pekerja pemeliharaan di resor Mar-a-Lago bernama Carlos De Oliveira, dengan tuduhan konspirasi untuk menghalangi keadilan dan membantu Trump menyembunyikan dokumen negara.
Menurut keterangan, De Oliveira memerintahkan para pekerja lain di resor itu bahwa "bos" menginginkan video keamanan dihapus, usai Departemen Kehakiman memanggil mereka.
Jaksa juga mendakwa De Oliveira berbohong kepada FBI saat wawancara, lantaran mengklaim dirinya tak terlibat dalam pemindahan kotak dokumen rahasia di Mar-a-Lago.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden Membubarkan Ancaman Serangan Iran terhadap Israel
"Tidak pernah melihat apa-apa," kata De Oliveira pada wawancara itu, sebagaimana diberitakan Reuters.
Menanggapi tuduhan terbaru, tim kampanye Trump menuding Presiden AS Joe Biden di balik serangan terbaru atas Trump.
"Itu tidak lebih dari upaya putus asa oleh Keluarga Kejahatan Biden dan Departemen Kehakiman untuk melecehkan Presiden Trump dan orang-orang di sekitarnya," demikian pernyataan tim kampanye Trump.