Kedudukan seorang presiden Iran memang tidak setinggi
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Namun, presiden memiliki pengaruh
signifikan dalam menangani kebijakan industri hingga urusan luar negeri.
Meski minim pengalaman politik, Raisi merupakan kepala
kehakiman Iran yang dikenal dengan kebijakan eksekusi massal ribuan tahanan
pada akhir 1980-an.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Media lokal menganggap pria yang kerap memakai sorban hitam
itu sebagai penerus Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Raisi
memang merupakan anak didik Khamenei saat mengenyam pendidikan seminari di
Qom.Lahir pada 1960 di desa dekat kota suci Masyhad, Raisi bergabung dengan
kantor jaksa di Masjed Soleyman setelah revolusi Islam 1979. Sejak itu, ia
memimpin kantor kejaksaan di sejumlah daerah.
Raisi pernah mencalonkan diri sebagai presiden dalam pilpres
2017 dan bersaing dengan Rouhani. Namun, ia kalah dengan hanya meraup 38 persen
dukungan.
Ia termasuk dalam kubu ultrakonservatif yang tidak percaya
Amerika Serikat. Ia bahkan kerap menganggap AS sebagai "Setan Besar".
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Raisi juga merupakan salah satu oposisi Presiden Hassan
Rouhani, yang memiliki pendekatan lebih moderat terhadap bangsa Barat, terutama
AS. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.