WahanaNews.co, Jakarta - Ekuador menggelar pemilihan umum presiden pada Minggu (20/8), kurang dari dua pekan usai insiden penembakan salah satu calon presiden Fernando Villavicencio.
Pada pilpres Ekuador kali ini, delapan nama capres bersaing memperebutkan kursi presiden. Salah satu prioritas utama dalam kampanye delapan capres Ekuador adalah menindak kejahatan terorganisir yang belakangan makin marak di negara itu.
Baca Juga:
Presiden FIFA Takjub Dengan Atmosfer Indonesia Vs Ekuador di Piala Dunia U-17
Diberitakan AFP, capres paling unggul dalam pemilu kali ini adalah Luisa Gonzales, seorang pengacara dari partai sayap kiri mantan presiden Rafael Correa.
Sementara Villavicencio yang tewas ditembak sekelompok orang saat kampanye, digantikan oleh seorang eks jurnalis Christian Zurita. Beberapa jam jelang pemungutan suara, Zurita juga mengaku sempat menerima ancaman pembunuhan.
Sementara Villavicencio yang tewas ditembak sekelompok orang saat kampanye, digantikan oleh seorang eks jurnalis Christian Zurita. Beberapa jam jelang pemungutan suara, Zurita juga mengaku sempat menerima ancaman pembunuhan.
Baca Juga:
Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 Lawan Ekuador
"Ancaman terhadap hidup saya dan tim tidak akan menghentikan kami, meski harus menggunakan protokol keamanan yang lebih besar," tulis Zurita di X (sebelumnya Twitter).
Selain dua nama tersebut, kandidat lain yang juga punya harapan besar adalah pengusaha sayap kanan, Jan Topic.
Dijuluki "Rambo", mantan penerjun payung dan penembak jitu French Foreign Legion itu bersumpah memusnahkan geng kriminal dan membangun lebih banyak penjara di Ekuador.