WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hubungan antara dua tokoh paling berpengaruh di Amerika, Elon Musk dan Donald Trump, kini berubah menjadi konflik terbuka. Miliarder teknologi itu membuat pernyataan mengejutkan yang mengguncang jagat politik AS.
Musk secara terang-terangan mendukung pemakzulan Presiden Trump, langkah yang menandai keretakan serius hubungan mereka yang sebelumnya begitu akrab.
Baca Juga:
Akhiri Era Kontroversial di Pemerintahan Trump, Elon Musk Umumkan Mundur Bertahap dari DOGE
Ketegangan ini memuncak pada Kamis (5/6/2025), setelah penulis konservatif Ian Miles Cheong mengunggah pernyataan provokatif di platform X, milik Elon Musk.
“Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Saya bertaruh pada Elon. Trump harus dimakzulkan dan JD Vance harus menggantikannya,” tulis Cheong.
Musk hanya membalas singkat: “Ya.”
Baca Juga:
Tesla Babak Belur, Elon Musk Dikepung Tarif Trump dan Embargo China
Respon ini langsung memicu badai kontroversi. Tidak lama setelahnya, Trump menyampaikan kekecewaannya dalam pertemuan dengan Kanselir Jerman di Gedung Putih.
Ia mengaku sangat terkejut dan kecewa atas sikap Musk, terutama karena sang CEO menolak mendukung rancangan undang-undang Kebijakan Presiden yang sedang dibahas di parlemen.
Tak tinggal diam, Musk membalas melalui akun X miliknya dan mengklaim bahwa dialah salah satu faktor kunci kemenangan Trump dalam Pilpres 2024. Lebih jauh lagi, ia menyerang dengan tuduhan yang jauh lebih serius.
“Saatnya untuk menjatuhkan bom yang sangat besar,” tulis Musk dalam unggahannya.
“Trump ada dalam berkas Epstein. Itulah alasan sebenarnya berkas tersebut belum dipublikasikan,” lanjutnya. “Tandai postingan ini untuk masa mendatang. Kebenaran akan terungkap.”
Trump langsung merespons melalui akun Truth Social-nya. Ia menyebut RUU yang tengah diajukan DPR sebagai “RUU besar dan indah”, dan menilai bahwa Elon seharusnya mengemukakan penolakannya lebih awal.
“Jika RUU ini tidak disahkan, akan ada kenaikan pajak sebesar 68% dan dampak buruk lainnya. Saya di sini bukan untuk membuat kekacauan, tapi untuk memperbaikinya. Ini akan membawa Amerika menuju kejayaan kembali,” tulisnya.
Gedung Putih pun angkat bicara. Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan bahwa ini hanyalah bentuk kekecewaan dari Elon karena RUU tersebut tidak mengakomodasi kepentingannya.
“Presiden fokus pada pengesahan undang-undang bersejarah ini untuk membuat negara kita hebat kembali,” ujarnya.
Konflik terbuka antara Musk dan Trump kini menyedot perhatian publik dan media internasional, memunculkan babak baru yang penuh intrik dalam dinamika politik Amerika menjelang pemilu mendatang.
Pertarungan dua tokoh raksasa ini pun makin panas, dan belum ada tanda-tanda akan mereda.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]