WahanaNews.co | Israel
bersama Hamas dan Jihad Islam mengumumkan gencatan senjata pada Kamis (20/5)
waktu setempat. Dengan begitu, konflik antara Israel dan dua kelompok bersenjata
utama Palestina di Jalur Gaza, Hamas dan Jihad Islam, berakhir.
Dikutip dari AFP, gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir
diumumkan menyusul meningkatnya tekanan internasional untuk mengakhiri konflik
yang terjadi selama 11 hari.
Baca Juga:
Jokowi: Indonesia-Turki akan Terus Kerja Sama Bantu Palestina
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanan setuju untuk melakukan gencatan
senjata.
"Dengan suara bulat menerima rekomendasi dari semua
pejabat keamanan untuk menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata bersama
tanpa prasyarat, yang akan berlaku pada waktu yang akan ditentukan," ujar
kantor PM Israel.
Hamas dan Jihad Islam kemudian mengkonfirmasi gencatan
senjata tersebut dalam sebuah pernyataan. Gencatan senjata itu berlaku pada
Jumat setempat pukul 02.00 atau 06.00 WIB.
Baca Juga:
Jokowi Tegaskan Posisi Indonesia dan Yordania Sama Soal Palestina
Konflik tersebut bermula dari Israel yang mengusir warga
Palestina dari rumah yang telah mereka huni puluhan tahun di Syeikh Jarrah,
Yerusalem Timur, menjelang akhir Ramadhan.
Kekerasan Israel berlanjut di Masjid Al-Aqsa, masjid suci
ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi.
Kompleks Masjid Al-Aqsa yang dikelola Yordania, dimasuki
pasukan Zionis Israel, dan menyerang warga Palestina yang sedang beribadah pada
malam bulan Ramadhan. Ratusan warga Palestina terluka akibat serangan tersebut.
Kekerasan di Yerusalem membuat Hamas yang berkuasa di Gaza
membalas dengan serangan roket ke Israel. Israel lalu membalasnya dengan
persenjataan udara yang lebih canggih.
Dalam konflik selama 11 hari yang tidak seimbang tersebut,
232 rakyat Palestina di Gaza dan 12 warga Israel tewas.
Ribuan warga Palestina di Gaza turun ke jalanan untuk
merayakan gencatan senjata yang telah ditunggu-tunggu selama ini.
Tampak kebahagiaan mereka sembari mengibarkan bendera
Palestina dan menunjukkan tanda V untuk Victory (kemenangan).
Orang-orang memberi isyarat di dekat puing-puing bangunan
yang rusak untuk merayakan keputusan gencatan senjata, di Jalur Gaza selatan,
Jumat (21/5). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Hamas Klaim Kemenangan atas Israel
Adapun seorang tokoh senior Hamas, mengeklaim telah menang
atas konflik 11 hari atas Negeri Yahudi tersebut.
"Ini adalah euforia kemenangan," seru Khalil al-Hayya,
anggota paling senior kedua Hamas, di depan ribuan warga Gaza, Palestina, yang
merayakan gencatan senjata itu.
Al-Hayya juga berjanji bahwa Hamas akan membangun kembali
rumah-rumah yang hancur akibat serangan udara Israel.
Tepat di hari yang disepakati untuk gencatan senjata,
bentrokan antara warga Palestina dan aparat Israel kembali pecah di kompleks
Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Keterangan mengenai bentrokan di Al-Aqsa disampaikan jubir
Kepolisian Israel, Micky Rosenfeld. Dia menyebut, polisi masih mencoba
membubarkan massa.
"Ratusan orang melemparkan batu dan bom molotov ke arah
polisi yang ada di lokasi dan mereka [polisi] mencoba membubarkan
perusuh," kata Rosenfeld seperti dikutip dari AFP.
"Polisi masih berada di lokasi kejadian," sambung
dia.
Menurut laporan reporter AFP di depan kompleks Al-Aqsa,
polisi melepaskan peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. [dhn]