WahanaNews.co |
PT PLN (Persero) mengungkapkan kesiapannya untuk memimpin transisi energi
melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor
ketenagalistrikan Indonesia.
Komitmen tersebut disampaikan
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, dalam acara UN Global Compact Virtual Leaders Summit 2021.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Diselenggarakan pada 15-16
Juni 2021, UN Global Compact Leaders
Summit sendiri merupakan agenda yang mempertemukan Kepala Negara, petinggi
PBB, para pemimpin bisnis, akademisi, dan organisasi non-pemerintah, untuk
membahas krisis global yang berkaitan dengan perubahan iklim, pandemi global
Covid-19, ketimpangan sosial, dan lain-lain.
"Akan ada penambahan
kapasitas (listrik) di tahun 2060 sebesar 1.500 Tera Watt hour (TWh), yang
artinya lima kali lipat dari kapasitas listrik di tahun ini. PLN punya komitmen
penuh bahwa penambahan kapasitas itu akan berbasis pada renewable energy," jelas Zulkifli, seperti dikutip dari
keterangan resmi PLN, Kamis (17/6/2021).
Dia mengatakan, pengembangan
EBT menjadi prioritas penting, sehingga peningkatan bauran EBT dalam penyediaan
listrik nasional ditetapkan sebesar 23% pada 2025.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dirinya juga menambahkan
bahwa sejumlah pembangkit listrik berbasis EBT diproyeksikan akan terakumulasi
mencapai 10 Giga Watt (GW) pada 2025, dan meningkat lagi hingga 15 GW pada
2029.
Zulkifli juga optimistis, ke
depannya EBT bukan hanya sebatas energi yang intermiten (berjeda), melainkan sebagai pemikul beban dasar (baseload) yang akan bersaing dengan
bahan bakar fosil.
"Dan saat itulah development and application renewable energy
akan menjadi kekuatan PLN untuk menjamin seluruh pelosok negeri menyala dengan
listrik yang ramah lingkungan. Ke depan, the
development and application of renewable energy ini bukan hanya semata-mata
karena kebijakan pemerintah, bukan hanya karena international agreement, tetapi karena renewable energy secara sistem, secara komersial, secara
keekonomian, memang superior, memang mampu bersaing dengan fossil fuel," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama,
Zulkifli juga menjelaskan, pihaknya pada 2030 mulai mempensiunkan
pembangkit-pembangkit tua yang subcritical.
Dalam jangka pendek, pembangkit
yang masih berbasis BBM impor dengan biaya yang sangat mahal, akan diganti
dengan pembangkit-pembangkit berbasis energi terbarukan, dan baseload.
"Kita mengubah BBM yang
mahal, impor, dan menimbulkan polusi, untuk secara penuh bergeser pada energi
murah, berbasis kekuatan domestik, dan lebih ramah lingkungan," imbuhnya.
PLN berkomitmen untuk
menurunkan emisi karbon bukan hanya didasari kebijakan atau perjanjian
internasional.
Tetapi untuk generasi yang
akan datang bisa menikmati masa depan yang lebih baik dari generasi sekarang.
Wiluyo Jadi Direktur EBT
Di tengah rencana fokus
pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN
(Persero) memutuskan untuk merombak Direksi PLN dan mengangkat tiga direksi
baru.
Keputusan ini juga sesuai
dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor
SK-200/MBU/06/2021 yang berlaku sejak Rabu (16/6/2021) kemarin.
Dalam keputusan tersebut,
Kementerian BUMN mengganti Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN,
yang sebelumnya dijabat oleh M Ikhsan Asaad.
Posisi ini kini dijabat oleh
Wiluyo Kusdwiharto, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis Regional
Sumatera dan Kalimantan.
Pada intinya, keputusan RUPS
tersebut menggeser posisi dua direktur yang telah ada dan mengangkat satu orang
baru.
RUPS PLN memutuskan dan
menetapkan:
1. Muhammad Ikbal Nur sebagai
Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan (sebelumnya dijabat oleh
Wiluyo Kusdwiharto).
2. Wiluyo Kusdwiharto sebagai
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan (sebelumnya dijabat oleh M
Ikhsan Asaad).
3. Evy Haryadi sebagai
Direktur Perencanaan Korporat (sebelumnya dijabat oleh Muhammad Ikbal Nur).
"Keputusan ini berlaku
sejak 16 Juni 2021," bunyi keterangan resmi PLN, Rabu (16/6/2021).
Surat Keputusan diserahkan
oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala N Mansury, di Jakarta, Rabu (16/6/2021).
"Pergantian Direksi
merupakan hal yang biasa terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja
perusahaan. PLN terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan
pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air,"
ungkap PLN. [dhn]