WahanaNews.co | Uni Eropa (UE) gagal menyepakati embargo minyak Rusia pada Minggu (29/5/2022). Tetapi para diplomat tetap akan mencoba membuat kemajuan serupa menjelang KTT para pemimpin Uni Eropa di Brussels beberapa hari ke depan.
Seorang diplomat senior Uni Eropa mengatakan "masih terlalu banyak detail yang harus diselesaikan" untuk mengharapkan kesepakatan sebelum KTT tentang pengecualian pengiriman pipa ke negara-negara Eropa Tengah mulai Senin (30/5/2022) hingga Selasa (31/5/2022) besok, sebagaimana dilansir dari CNBC International.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sanksi yang diusulkan terhadap impor minyak adalah bagian dari paket sanksi keenam Uni Eropa terhadap Rusia atas serangan sepihaknya ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Paket sanksi tersebut termasuk memotong bank terbesar Rusia, Sberbank, dari sistem pesan SWIFT, melarang penyiar Rusia dari UE dan menambahkan lebih banyak daftar individu yang asetnya dibekukan dan yang tidak dapat masuk ke UE.
Sayangnya paket sanksi ini terhalang oleh Hungaria, yang mengatakan embargo minyak Rusia akan menjadi pukulan telak bagi perekonomian negaranya sebab tidak mudah mendapatkan minyak dari tempat lain. Slovakia dan Republik Ceko juga menyatakan keprihatinan yang sama.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Pembicaraan tentang embargo minyak oleh UE telah berlangsung selama sebulan tanpa kemajuan, dengan para pemimpin sangat ingin mencapai kesepakatan untuk pertemuan puncak mereka agar tanggapan mereka terkait Rusia tidak terlihat terpecah.
Untuk memecahkan kebuntuan, Komisi Eropa mengusulkan agar larangan itu hanya berlaku untuk minyak Rusia yang dibawa ke UE oleh kapal tanker, sehingga Hungaria, Slovakia dan Ceko masih bisa terus menerima minyak Rusia mereka melalui pipa Druzhba Rusia untuk beberapa waktu sampai pasokan alternatif dapat diperoleh.
Sementara Budapest mendukung proposal paket sanksi ini. Menurut para pejabat, pembicaraan pada Minggu hanya tersangkut pada kasus Hongaria yang ingin meningkatkan kapasitas pipa minyak dari Kroasia dan mengalihkan kilangnya dari menggunakan minyak mentah Ural Rusia ke minyak mentah Brent.