Parahnya, pada saat kejadian, pilot EgyptAir diizinkan merokok di kokpit—aturan yang telah berubah. Menurut pakar penerbangan Prancis, asap di dalam pesawat, dikombinasikan dengan oksigen yang bocor, telah memicu kebakaran.
Kecelakaan pesawat yang mematikan inni menjadi subjek kasus pembunuhan di Pengadilan Banding Paris.
Baca Juga:
Buyer Mesir Minati Gaharu Indonesia
Laporan investigasi setebal 134 halaman, yang ditinjau oleh surat kabar Italia, Corriere della Serra, diserahkan ke pengadilan Paris atas permintaan hakim setempat.
Mesir telah menolak untuk merilis laporannya sendiri tentang kecelakaan itu dan pada 2018 menolak temuan awal BEA, menganggapnya "tidak berdasar."
Keluarga korban menuduh pihak berwenang Mesir gagal bekerja sama dalam penyelidikan kecelakaan itu.
Baca Juga:
Presiden Mesir Mendesak Mediasi Internasional untuk Gencatan Senjata di Gaza
Antoine Lachenaud, seorang pengacara yang mewakili keluarga Clement Daeschner-Cormary, seorang penumpang berusia 26 tahun yang meninggal, mengatakan laporan baru menunjukkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan manusia.
“Bila peringatan diabaikan secara sistematis, ini mengakibatkan kecelakaan dan menjadi tidak mungkin untuk mempertahankan bahwa ini karena kebetulan,” katanya, seperti dikutip dari New York Post, Kamis (28/4/2022). [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.