WahanaNews.co | Gegara inflasi, para produsen mobil sudah melihat tanda-tanda penurunan permintaan mobil baru di wilayah Eropa dan Amerika.
Konsumen lokal diperkirakan lebih memilih menabung ketimbang membeli mobil baru.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
"Pesanan mobil baru terus turun," kata Oliver Zipse, Kepala Eksekutif BMW, pekan ini.
Saat ini para produsen sengaja menaikan harga untuk menjaga keuntungan tetap stabil. Sayangnya tingkat inflasi di Amerika Utara dan Eropa membuat harga mobil tidak bisa kembali dinaikan.
"Berat membeli mobil baru dengan harga yang semakin mahal. Di satu sisi ada batas kenaikan harga," ujar Carlos Tavares, Kepala Eksekutif Stellantis.
Baca Juga:
BPS Sulawesi Barat Catat Inflasi Bulan ke Bulan 0,33 Persen Akibat Kenaikan Harga
Sementara itu berdasarkan data dari diler mobil online dan platform lelang, Cox Automotive terlihat ada penurunan permintaan sejak Maret 2022.
Direktur Cox Automotive, Philip Nothard mengatakan, pemesanan mobil baru menyusut karena inflasi.
"Konsumen saat ini sangat berhati-hati (membeli mobil baru)," katanya.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS), Ford sedang mempertimbangkan strategi untuk mengembalikan diskon dan insentif yang dibatalkan tahun lalu di tengah kekhawatiran rantai pasokan.
"Itu strategi ke depan sebagai salah satu solusi permasalahan yang menimpa industri ototmotif," ungkap John Lawler, Chief Financial Officer Ford AS. [jat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.