WahanaNews.co | Taliban menyerang dan mengobrak-abrik pesta pernikahan di Afganistan untuk menghentikan suara musik yang sedang dimainkan. Dalam kejadian ini setidaknya tiga orang tewas.
Juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan, dua dari tiga penyerang telah ditangkap dan menyangkal bahwa mereka bertindak atas nama Taliban.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Tadi malam, di pernikahan Haji Malang Jan di desa Shamspur Mar Ghundi di Nangarhar, tiga orang yang memperkenalkan diri sebagai Taliban, memasuki pernikahan dan musik berhenti diputar," kata dia, dilansir dari AFP, Sabtu (30/10).
"Hasil dari penembakan, setidaknya tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka," jelas dia lagi.
Dua orang terkait penyerangan ini dikatakan telah ditangkap, sementara yang berhasil kabur masih dalam pengejaran.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
"Para pelaku insiden yang tertangkap, yang menggunakan nama Imarah Islam untuk melakukan permusuhan pribadi mereka, telah diserahkan untuk menghadapi hukum Syariah," ucap Mujahid.
Qazi Mullah Adel, juru bicara gubernur Taliban di provinsi Nangarhar, membenarkan insiden itu, namun tidak memberi detail. Seorang kerabat korban mengatakan pejuang Taliban menembaki saat musik sedang diputar.
Musik dilarang saat terakhir kali Taliban memerintah Afghanistan. Sementara itu pemerintah baru belum mengeluarkan dekrit yang menyatakan hal itu masih berlaku, walau sebenarnya kepemimpinan Taliban masih menganggap sebagai pelanggaran hukum Islam.
"Para pemuda itu memainkan musik di ruang terpisah dan tiga pejuang Taliban datang dan menembaki mereka. Luka dua orang itu serius," ungkap seorang saksi kepada wartawan.
Pemerintahan Taliban sebelumnya, antara 1996 hingga 2001, memberlakukan interpretasi yang sangat ketat terhadap hukum Islam dan memberikan hukuman publik yang tegas.
Namun sejak kembali berkuasa pada pertengahan Agustus, setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat, Taliban mulai mencari pengakuan internasional dan mencoba menunjukkan kesan yang lebih moderat. [qnt]