WahanaNews.co | Perusahaan energi multinasional, Shell, menyebutkan akan hengkang dari Rusia pada Selasa (8/3/2022).
Perusahaan yang berbasis di Inggris Raya ini mengatakan akan menghentikan impor minyak dan gas alam dari Rusia, serta menutup operasi di negara itu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dalam sebuah pernyataan, Shell mengaku tidak akan lagi membeli produk hidrokarbon Rusia termasuk minyak mentah, produk petroleum, gas alam, serta gas alam cair (LPG) “secara bertahap”
Kebijakan Shell ini ditempuh seiring menguatnya tekanan internasional untuk memutus hubungan dengan Rusia.
Berbagai perusahaan besar dituntut menghentikan kerja sama dengan Rusia menyusul invasi ke Ukraina sejak 24 Februari silam.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba secara terbuka mengkritik Shell karena terus berbisnis dengan rezim Vladimir Putin.
“Kami sepenuhnya sadar bahwa keputusan kami pekan lalu untuk membeli satu kargo minyak mentah Rusia untuk disuling menjadi produk bensin dan diesel—walaupun diambil dengan pemikiran untuk mengamankan pasokan—tidaklah benar dan kami minta maaf,” kata CEO Shell Ben van Beurden dikutip Associated Press.
Van Beurden menambahkan, keuntungan yang diambil dari sisa pasokan minyak dari Rusia akan disumbangkan untuk bantuan kemanusiaan di Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina membuat berbagai pihak mendesak sanksi tegas diberlakukan kepada Moskow. Negara-negara Barat telah mengumumkan berbagai sanksi ekonomi yang menyasar Rusia, tetapi urung melarang impor minyak dan gas Rusia karena khawatir bisa memengaruhi pasokan energi global.
Rusia merupakan produsen minyak terbesar kedua di dunia, menuru International Energy Agency, memasok lebih dari 12 persen dari total produksi global. [rin]