WahanaNews.co | Kisah toleransi antar agama selalu menjadi bukti solidaritas antar manusia. Tak terkecuali bagi pengungsi muslim Ukraina yang kabur ke Rumania.
Kisah itu pun dituturkan oleh Qamar Mahadi, seorang muslim asal Sudan yang merantau ke Ukraina. Malang, invasi Rusia ke Ukraina membuatnya kembali mengungsi ke tanah orang lain.
Baca Juga:
NATO: Curang! Rusia Manfaatkan Musim Dingin untuk Tindas Ukraina
Sehari sebelum ulang tahun kelimanya, putra Qamar Mahadi tak bisa berhenti menangis. Dia ketakutan mendengar suara mesin cukur yang mengingatkannya pada perang.
"Dia tidak mau tidur, jadinya saya tidak bisa mencukur rambutnya," ungkap Qamar. "Anak-anak saya mudah merasa takut sekarang," sambungnya.
Dikutip dari Vice, Sabtu (2/4/2022), lelaki Muslim kelahiran Sudan itu merantau ke Ukraina dan menikah dengan tambatan hatinya di sana.
Baca Juga:
Rumania Sodorkan Peluang Terbanyak bagi Pekerja Indonesia
Mereka menjalani kehidupan sebagai petani gandum di kota Mykolaiv selama 30 tahun. Namun, Qamar memboyong istri dan anak-anaknya yang masih kecil ke Rumania.
Invasi Rusia memaksa mereka mencari perlindungan di bekas tempat penitipan anak yang menyatu dengan gereja paroki Ortodoks Rumania Brâncuși. Diketahui, ada 40 anak yang datang ke sana selama beberapa minggu terakhir.
"Ada 19 orang yang tinggal di sini," ungkap Diaken Gheorghe Anghel sambil menunjuk ke arah gambar-gambar bendera Rumania dan Ukraina di tembok.
Di tempat lain, seorang nenek bernama Valentina terlihat serius membicarakan perang bersama dua saudara perempuannya, Ekaterina dan Lara, di meja makan. Mereka bertiga menganut agama Kristen Ortodoks dan datang dari Odesa, kota yang menjadi pusat pariwisata di Ukraina.
"Kami sangat dilindungi di sini. Kami yakin situasinya akan membaik karena orang-orang yang ada di sini turut mendoakan kami," tutur Ekaterina.
Diaken Anghel mengatakan, selain mendapat bantuan makanan, pakaian dan medis, para pengungsi juga merasa amat terbantu secara spiritual. Gereja menggunakan, sumbangan dari lembaga amal World Vision serta dana yang biasanya dikumpulkan untuk membantu warga untuk menyediakan tempat perlindungan yang layak bagi para pengungsi Ukraina.
Gereja Ortodoks Rumania juga telah menyumbangkan lebih dari 4 juta Euro (Rp63,7 miliar) sejak perang pecah pada 24 Februari. Patriarkat Rumania bahkan telah mengerahkan 4.300 sukarelawan untuk mendampingi 8.000 pengungsi yang berlindung di Rumania.[gab]