WahanaNews.co | Anggota parlemen Inggris kirimkan surat ke Arab Saudi yang berisi peringatan agar kerajaan tak melakukan eksekusi mati selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2023.
Parlemen kemudian mengajukan surat itu ke Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Dalam surat yang ditinjau Telegraph, Inggris khawatir Saudi bakal menggunakan perayaan musim liburan untuk melakukan pembunuhan massal.
"Kami sangat prihatin bahwa Saudi bisa melakukan eksekusi massal selama masa liburan, saat mata dunia tertuju ke tempat lain," demikian bunyi surat itu, seperti dikutip English Al Mayadeen, Sabtu (24/12).
Pernyataan itu kemudian berlanjut, "Pihak berwenang Saudi merasa mereka akan menghadapi pukulan diplomatik yang lebih sedikit."
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Legislator dari semua partai politik, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Inggris untuk Uni Eropa, David Davis, turut menandatangani surat itu.
Kekhawatiran pejabat London itu bukan tanpa sebab. Pada 2016 dan 2020 lalu, Arab Saudi melakukan eksekusi selama musim Natal dan Tahun Baru.
Ketika itu, komunitas internasional sulit merespons lantaran tengah fokus pada hal lain.
Tak ingin kejadian berulang, Inggris lalu mendesak Saudi untuk membuat pernyataan resmi jelang liburan bahwa eksekusi mati tak bisa diterima.
"Kami mendesak Anda [Arab Saudi] untuk membuat pernyataan menjelang liburan, untuk mengkomunikasikan bahwa ini sama sekali tidak dapat diterima," lanjut surat itu, seperti dikutip Breaking The News.
Menurut laporan, setidaknya 60 orang tengah menunggu hukuman mati di Arab Saudi. Namun, jumlah sesungguhnya diprediksi lebih banyak.
Sepanjang 2022, Saudi disebut melakukan eksekusi dua kali lipat dari jumlah yang tercatat tahun lalu.
Menurut laporan AFP, jumlah eksekusi sepanjang tahun ini tercatat sebanyak 138 kasus. Pada 2021, kerajaan melaksanakan 69 hukuman mati. [rgo]