WahanaNews.co, Jakarta - Tiga nama akan bersaing memperebutkan suara dalam pemilu presiden (pilpres) Singapura yang digelar hari ini, Jumat (1/9/23).
Diberitakan Straits Times, tiga capres yang berkontestasi di pilpres Singapura di antaranya mantan menteri senior Tharman Shanmugaratnam, mantan kepala investasi Government of Singapore Investment Corporation (GIC) Ng Kok Song, dan eks kepala National Trade Union Congress (NTUC) Income Tan Kin Lian.
Baca Juga:
Bazzar Murah Ramadan, Masyarakat Tionghoa Peduli Gelontorkan 10.000 Paket Sembako
Presiden terpilih nantinya akan menggantikan Halimah Yacob, yang kini menjabat sebagai presiden perempuan pertama di Singapura.
Sejak memulai kampanye beberapa bulan terakhir, Shanmugaratnam digadang-gadang menjadi capres yang paling banyak mendapatkan dukungan.
Kandidat pilihan dari Partai Aksi Rakyat (People's Action Party/PAP) ini telah mengundurkan diri dari jabatannya di partai, lantaran pencalonannya untuk posisi non-partisan.
Baca Juga:
Bupati Rohil Lepas Pawai Lampion Malam Cap Go Meh 2575/2024 di Klenteng Ing Hok King
Sementara itu dalam konferensi pers menjelang hari pemilihan, kandidat presiden Ng Kok Song menegaskan kembali bahwa ia adalah satu-satunya calon presiden non-partisan dalam pemilihan presiden.
Capres yang pernah bekerja di Kementerian Keuangan dan Otoritas Moneter Singapura ini menuding dua kandidat lainnya, yakni Shanmugaratnam dan Tan Kin Lian, memiliki afiliasi dekat dengan partai politik.
Di sisi lain, Tan Kin Lian yang pernah menjabat di jajaran eksekutif NTUC Income mengklaim dirinya sebagai "orang biasa" yang sangat mengenal seluk beluk Negeri Singa.
Ini adalah kali kedua pria berusia 75 tahun itu mencalonkan diri sebagai capres Singapura, usai gagal pada pemilu 2011 lalu.
"2023 akan menjadi waktu saya," ujarnya kepada Channel News Asia.
Dikutip dari Al Jazeera, pilpres kali ini berbeda dengan tahun 2017 karena diikuti oleh semua etnis. Pada pemilu sebelumnya, hanya etnis Melayu yang diizinkan mencalonkan diri.
Pemilu kali ini merupakan hasil dari amandemen konstitusi yang dirancang untuk memastikan etnis minoritas Singapura memiliki kesempatan untuk terwakili di tingkat presiden.
Di Singapura, hampir 75 persen penduduknya merupakan etnis Tionghoa. Sekitar 13 persen berasal dari Melayu dan 9 persen dari India.
Pemungutan suara akan dimulai pukul 08.00 waktu setempat hingga pukul 20.00 waktu setempat. Sekitar 2,7 juta warga Singapura yang memenuhi syarat bakal diminta memilih kandidat yang mereka jagokan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]