WahanaNews.co |
Kelompok Taliban mulai menghadapi perlawanan dari pasukan milisi lokal dan sisa-sisa
pasukan Afghanistan yang enggan mengakui Taliban.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Pada Minggu (22/8), pasukan perlawanan Taliban mengklaim
telah merebut tiga distrik di dekat Lembah Panjshir, timur laut Afghanistan,
yang terdiri dari distrik Deh Saleh, Baon, dan Pul-Hesar, di Provinsi Baghlan.
Berselang sehari, Taliban mengklaim telah mengepung Lembah
Panjshir dan merebut kembali tiga distrik tersebut. Namun pasukan anti-Taliban
yang dipimpin oleh Ahmad Massoud juga mengklaim berhasil memukul mundur
kelompok tersebut dari basis mereka.
Jadi tempat seperti apakah Lembah Panjshir?
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Lembah Panjshir terletak 150 kilometer dari utara Ibu Kota
Kabul dan merupakan pusat perang gerilya Afghanistan yang tak pernah terjamah
oleh pasukan asing, bahkan Amerika Serikat sekali pun.
Dari era invasi Uni Soviet hingga Taliban berkuasa pada awal
1990-an, lembah ini teramat sulit ditaklukkan.
Sekitar era 1980-an, para pejuang gerilya di bawah
kepemimpinan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, berhasil menahan pasukan Uni
Soviet masuk ke Lembah Panjshir, bahkan ketika Soviet menguasai Kabul dan
sebagian wilayah Afghanistan lain.
Ayah Massoud merupakan komandan pasukan Mujahidin dan salah
satu tokoh gerilya Afghanistan saat perang dengan Uni Soviet.
Lanskap geografis Lembah Panjshir cukup berperan dalam
keberhasilan pasukan gerilya melawan Soviet pada saat itu. Lembah itu terletak
di antara pegunungan Hindu Kush dan hanya dapat diakses melalui jalan sempit.
Sebagian besar penduduk Lembah Tanjshir merupakan etnis
Tajik. Sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan, para pemimpin di Provinsi
Panjshir telah meminta pemerintah di Kabul memberi mereka lebih banyak otonomi.
Setelah Soviet menarik diri dari Afghanistan pada 1989,
berbagai faksi Mujahidin terpecah menjadi beberapa kelompok baru dan mulai
berebut menguasai negara itu.
Ayah Massoud membentuk pasukan Aliansi Utara, sebuah koalisi
pasukan Uzbekistan dan Tajik. Pasukan tersebut sempat menduduki Kabul namun
kerap dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Setelah sebagian besar wilayah Afghanistan jatuh ke tangan
Taliban pada 1996, Aliansi Utara di bawah kepemimpinan ayah Massoud berhasil
mempertahankan Lembah Panjshir dari Taliban dan kelompok militan lainnya.
Dikutip CNN, Lembah Panjshir bahkan menjadi satu-satunya
wilayah yang sampai saat ini belum pernah dikuasai Taliban.
Ayah Massoud dikenal sebagai "Singa Panjshir". Ia
memimpin berbagai serangan anti-Taliban sampai ia terbunuh oleh Al-Qaidah,
sekutu Taliban, dua hari sebelum serangan teroris 11 September 2001 di Amerika
Serikat atau 9/11.
Saat ini, pasukan Aliansi Utara dipimpin oleh Massoud yang
telah bersumpah akan melanjutkan tekad sang ayang untuk terus perang melawan
Taliban, terutama setelah kembali menguasai Afghanistan baru-baru ini.
Dalam editorial Washington Post, Ahmad Massoud mengklaim
anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus
telah bergabung dengannya. Ia juga meminta bantuan barat untuk melawan Taliban.
"Kami punya gudang peluru dan senjata yang dikumpulkan
sejak jaman ayah saya karena kami tahu hari ini akan datang," katanya
dalam editorial tersebut.
Ia menegaskan, jika Taliban berani menyerang Lembang
Panjshir, mereka akan mendapat perlawanan keras darinya.
Tambahan senjata juga datang dari militer Afghanistan yang
telah bergabung dengannya.
Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh, yang telah
mendeklarasikan diri sebagai penjabat presiden usai kejatuhan Kabul ke tangan
Taliban, pun telah berlindung ke Panjshir. [rin]