WahanaNews.co | Daerah perbatasan Ukraina - Rusia dilanda ketegangan selama berminggu-minggu. Penumpukan pasukan Rusia di sepanjang Ukraina mengisyaratkan rencana invasi yang tertunda.
Seorang pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa rencana invasi Rusia sedang dilakukan dan kemungkinan serangan akan dilakukan setelah awal 2022.
Baca Juga:
Sarat Pro dan Kontra, NATO Tak Sepakat Kirim Tank ke Ukraina
"Temuan intelijen terbaru memperkirakan bahwa Rusia berencana untuk mengerahkan sekitar 175 ribu tentara dan hampir setengah dari mereka sudah dikerahkan di sepanjang titik di dekat perbatasan Ukraina," menurut seorang pejabat administrasi Biden yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas temuan tersebut seperti dilansir dari AP, Sabtu (4/12/2021).
Itu terjadi ketika Rusia telah mengajukan tuntutannya pada Biden untuk menjamin bahwa Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan aliansi NATO .
Pejabat itu menambahkan bahwa rencana tersebut menyerukan pergerakan 100 kelompok batalyon taktis Rusia bersama dengan kendaraan lapis baja, artileri dan peralatan lainnya.
Baca Juga:
Kronologi Ukraina Bombardir Rusia hingga 400 Tentara Tewas dan 300 Lainnya Diklaim Luka-Luka
"Pejabat intelijen juga telah melihat peningkatan dalam upaya propaganda Rusia melalui penggunaan proxy dan media untuk merendahkan Ukraina dan NATO menjelang invasi potensial," kata pejabat itu.
Temuan intelijen pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.
Ditanya tentang temuan intelijen saat ia berangkat ke Camp David pada Jumat malam, Presiden AS Joe Biden mengulangi keprihatinannya tentang provokasi Rusia.
"Kami sudah lama mengetahui tindakan Rusia dan harapan saya adalah kami akan berdiskusi panjang dengan Putin," kata Biden.
Sebelumnya Biden berjanji akan membuat Putin sangat sulit untuk mengambil tindakan militer di Ukraina dan mengatakan inisiatif baru yang datang dari pemerintahannya dimaksudkan untuk mencegah agresi Rusia.
"Apa yang saya lakukan adalah menyusun apa yang saya yakini akan menjadi serangkaian inisiatif paling komprehensif dan bermakna untuk membuat sangat, sangat sulit bagi Putin untuk terus maju dan melakukan apa yang dikhawatirkan orang akan dia lakukan," kata Biden kepada wartawan.
Kremlin pada hari Jumat mengatakan bahwa Putin mencari jaminan yang mengikat yang menghalangi ekspansi NATO ke Ukraina selama pembicaraan dengan Biden. Namun Biden berusaha untuk menghindari permintaan tersebut.
"Saya tidak menerima garis merah siapa pun," kata Biden. [qnt]