WahanaNews.co, Jakarta - Militer Israel mengakui sekitar dua warga Palestina terbunuh dalam setiap gempuran yang menewaskan satu milisi Hamas di Jalur Gaza.
Seorang pejabat militer Israel mengklaim laporan media soal sekitar 5 ribu milisi Hamas telah terbunuh sejak agresi ke Jalur Gaza berlangsung pada 7 Oktober lalu adalah benar.
Baca Juga:
Raih Hak Istimewa, Status Keanggotaan PBB bagi Palestina Sudah di Depan Mata
"Jumlah tersebut kurang lebih benar. Saya tidak mengatakan bahwa tidak buruk jika kita memiliki rasio dua (warga sipil tewas) banding satu (milisi Hamas)," kata seorang pejabat militer Israel seperti dikutip AFP pada Senin (4/12/2023) melansir dari CNN Indonesia.
"Mudah-mudahan (rasionya) akan jauh lebih rendah dalam fase perang mendatang," ucapnya lagi.
Pejabat Israel itu kembali menuding Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng dan strategi inti kelompok itu untuk mempersulit tentara Zionis menggempur mereka.
Baca Juga:
Terus Bertambah, Korban Tewas Akibat Serangan Israel Tembus 28.858 Orang
Sejak agresi Israel ke Palestina berlangsung pada 7 Oktober lalu, sebanyak 15.900 lebih warga sipil tewas. Sebagian besar korban tewas itu anak-anak dan perempuan.
Agresi Israel ke Palestina ini berlangsung dengan dalih memberangus milisi Hamas yang telah lebih dulu melancarkan serangan ke negara Zionis itu. Selain menyerang wilayah perbatasan Israel, Hamas juga menyusup masuk negara itu dan menyandera lebih dari 200 orang termasuk warga asing.
Selama gencatan senjata berlangsung, Hamas sudah membebaskan puluhan sandera dan Israel pun telah membebaskan ratusan warga Palestina tahanan mereka sebagai bagian dari perjanjian.
Namun, gencatan senjata yang sempat berlangsung pada 24-30 November itu berakhir tanpa perpanjangan lagi. Hamas dan Israel saling menyalahkan atas kegagalan perpanjangan gencatan senjata.
Tak lama setelah gencatan senjata berakhir, Israel langsung membombardir Gaza lagi, terutama Gaza Selatan.
Israel menuding Hamas telah melancarkan serangan roket ke wilayahnya detik-detik gencatan senjata berakhir.
Sebaliknya, Hamas juga menuding Israel telah lebih dulu melancarkan gempuran dan serangan di Gaza sebelum gencatan berakhir.
[Redaktur: Alpredo Gultom]