WahanaNews.co, Jakarta - Serangan udara ke Ibu Kota Damaskus dan utara Aleppo di Suriah diluncurkan Israel pada Minggu (22/10). Serangan itu membuat dua bandara utama Suriah lumpuh total.
Serangan udara Israel hari ini merupakan yang kedua kalinya menghantam dua bandara itu sejak perang Israel vs Hamas Palestina kembali pecah pada 7 Oktober lalu.
Baca Juga:
Ketegangan Meningkat, 2 Tentara Iran Gugur dalam Serangan Israel
"Sekitar pukul 05.25 waktu setempat, musuh Israel melancarkan serangan udara menargetkan bandara internasional Damaskus dan Aleppo, yang menyebabkan kematian seorang pekerja sipil di bandara Damaskus dan melukai beberapa orang lainnya," kata kata sumber militer Suriah dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita negara SANA, melansir CNN Indonesia.
"Kerusakan material pada landasan pacu bandara membuat bandara tersebut tidak dapat berfungsi," tambah pernyataan itu. Kementerian transportasi mengatakan penerbangan dialihkan ke bandara Latakia.
Dikutip AFP, sumber militer Suriah mengatakan serangan udara "bersamaan" datang "dari arah Mediterania barat Latakia dan dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki."
Baca Juga:
Paus Fransiskus Serukan Akhiri Serangan Brutal Israel yang Lampaui Moralitas
Pada 12 Oktober, serangan serentak membuat bandara Damaskus dan Aleppo tidak dapat beroperasi.
Lembaga pemantau perang melaporkan bahwa serangan Israel pada akhir pekan lalu juga menargetkan bandara Aleppo hingga melukai lima orang. Bandara tersebut juga dilaporkan lumpuh total hingga tidak dapat digunakan lagi, menurut pihak berwenang Suriah.
Israel memang kerap melancarkan serangan ke wilayah-wilayah di Suriah, terutama sejak perang saudara di Suriah berkecamuk lebih dari satu dekade lalu.
Serangan Israel ke Suriah selama ini menargetkan pasukan yang didukung Iran dan pejuang Hizbullah Lebanon hingga posisi tentara Suriah.
Israel jarang berkomentar mengenai serangan yang mereka lakukan terhadap Suriah, namun Israel berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
[Redaktur: Alpredo Gultom]