WahanaNews.co, Gaza - Perang antara kelompok Hamas Palestina dan Israel kian meruncing di hari ke-24 hingga Selasa (31/10/2023) kemarin.
IIsrael terus mengintensifkan serangannya terhadap Gaza dan Tepi Barat saat mereka mempertimbangkan invasi darat.
Baca Juga:
Sebelum Dianiaya, Kepala Desa Muara Bolak Tantang Perang Ketua Forum Komunikasi Warga
Associated Press (AP) melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 8.306 pada hari Senin.
Lebih dari 20.000 orang lainnya terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.
Di Tepi Barat Palestina, lebih dari 110 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang terluka setelah serangan Israel.
Baca Juga:
Merasa Dikucilkan dari Pembicaraan AS-Rusia, Zelensky Naik Pitam
Selain itu, serangan Israel tidak hanya menyerbu Gaza yang merupakan wilayah Hamas, tetapi juga mulai meluas hingga ke Tepi Barat.
Di sisi lain, lebih dari 1.400 orang telah terbunuh di pihak Israel sejak perang dengan Hamas berlanjut pada 7 Oktober.
Selain itu, sekitar 240 warga Israel masih disandera oleh Hamas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan setidaknya 200 serangan Israel yang menargetkan fasilitas medis di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, sejak 7 Oktober.
Dikutip CNN, dari ratusan gempuran itu, sekitarnya 494 petugas kesehatan tewas dan 372 orang lainnya terluka dalam ratusan serangan itu.
Sementara itu, sekitar 118 serangan Israel juga menyasar fasilitas kesehatan Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak 7 Oktober hingga menewaskan tiga petugas kesehatan dan melukai 15 lainnya.
Organisasi Save the Children melaporkan lebih dari 3.324 anak-anak tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu. Sementara itu, sebanyak 36 anak di Tepi Barat meninggal dunia sejak perang kembali pecah.
Save the Children melaporkan jumlah anak-anak yang tewas di Palestina sejak 7 Oktober ini lebih banyak ketimbang total jumlah anak-anak yang tewas dalam konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak 2019 lalu.
Menurut laporan dari Sekretaris Jenderal PBB urusan anak-anak dan konflik bersenjata, total 2.985 anak terbunuh di 24 negara pada 2022, 2.515 anak pada 2021, dan 2.674 anak pada 2020 di 22 negara.
"Kematian satu anak itu terlalu banyak, ini adalah pelanggaran berat yang sangat besar," kata Jason Lee, direktur Save the Children untuk Palestina seperti dikutip Al Jazeera.
"Gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan mereka.
Komunitas internasional harus mendahulukan masyarakat dibandingkan politik - setiap hari yang dihabiskan untuk berdebat menyebabkan anak-anak terbunuh dan terluka.
Anak-anak harus dilindungi setiap saat, terutama ketika mereka mencari keselamatan di sekolah dan rumah sakit.
"Kelompok Hamas Palestina dilaporkan menyergap pasukan Israel melalui jaringan terowongan bawah tanah di utara perbatasan Jalur Gaza.
Ini merupakan bentrokan pertama langsung antara milisi Hamas dan pasukan Israel sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu.
Selama ini, kedua belah pihak saling melancarkan serangan udara dan artileri dari wilayah masing-masing.
Dalam bentrokan pada Minggu (29/10) malam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan membunuh beberapa milisi Hamas setelah mereka terlihat keluar "dari terowongan di Jalur Gaza" dekat Erez Crossing yang diserbu kelompok milisi itu pada 7 Oktober lalu.
Israel meyakini para milisi Hamas ini berusaha melintasi perbatasan ke Israel untuk melancarkan serangan dadakan lainnya.
Sementara itu, Hamas mengatakan para milisinya bentrok dengan tentara Israel saat mereka memasuki barat laut Jalur Gaza.
Hamas mengatakan pasukannya menggunakan senjata ringan dan rudal anti-tank terhadap konvoi lapis baja Israel di daerah tersebut.
Di Tepi Barat, puluhan kendaraan lapis baja Israel menyerbu kompleks rumah sakit Ibnu Sina di Jenin, memicu bentrokan yang tak terhindarkan dengan penduduk setempat.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan sedikitnya empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan tersebut.
Dua dari mereka yang tewas diidentifikasi sebagai anggota kelompok Jihad Islam, milisi Palestina yang bersatu dengan Hamas.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]