WahanaNews.co, Jakarta - Dua perusahaan telekomunikasi di Palestina, Paltel dan Jawwal, memberikan peringatan bahwa jaringan komunikasi dan internet di Jalur Gaza terancam putus dalam beberapa jam ke depan di tengah agresi Israel.
Dalam pernyataan gabungan, kedua perusahaan itu mengatakan jaringan akan terputus karena wilayah tersebut kehabisan stok bahan bakar.
Baca Juga:
Raih Hak Istimewa, Status Keanggotaan PBB bagi Palestina Sudah di Depan Mata
"Pusat data dan sakelar utama kami di Jalur Gaza dimatikan secara bertahap karena kehabisan bahan bakar. Saat ini, elemen jaringan utama hanya bergantung pada baterai," kata Paltel lewat X (dulu Twitter), pada Rabu (15/11).
"Ini akan menyebabkan telekomunikasi padam dalam beberapa jam mendatang," lanjutnya.
Ini bukan pertama kalinya jaringan komunikasi dan internet di Gaza putus imbas agresi Israel di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Terus Bertambah, Korban Tewas Akibat Serangan Israel Tembus 28.858 Orang
Jika jaringan tersebut kembali mati, ada kekhawatiran Israel akan memakai kesempatan tersebut untuk menggempur Gaza.
Salah satunya ketika jaringan di Gaza lumpuh total pada awal November lalu. Sindikat Jurnalis Palestina saat itu khawatir Israel bakal melakukan "kejahatan luas".
Tidak lama setelah itu, Israel melakukan serangan udara besar-besaran di sejumlah wilayah di Jalur Gaza. Juru bicara kelompok milisi Hamas mengatakan tentara Israel melancarkan serangan udara di sekitar beberapa rumah sakit di utara Jalur Gaza.
Tidak hanya bahan bakar, warga Palestina di Jalur Gaza juga menghadapi krisis kemanusiaan lainnya. Mereka kesulitan mendapatkan pasokan air, makanan, hingga listrik imbas agresi Israel.
Pasukan militer Israel bahkan mulai menyerang rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, ketika seluruh rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah tersebut terancam ikut lumpuh total.
Israel terus menargetkan fasilitas medis di Gaza, terutama RS Al Shifa, karena menganggap fasilitas medis itu menjadi markas komando kelompok milisi Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Forces/IDF) menggerebek gedung-gedung utama RS Al Shifa pada Rabu (15/11). Mereka menggeledah unit gawat darurat, departemen bedah khusus, hingga ruangan bersalin.
Selama berada di dalam gedung rumah sakit, tentara Israel melakukan operasi pencarian di ruangan kamar demi kamar, koridor demi koridor, bahkan menginterogasi dokter dan staf medis satu per satu.
Hingga Senin (13/11), korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu telah mencapai 11.240 orang.
Sebanyak 4.630 dari total korban tewas tersebut merupakan anak-anak, dan 3.130 lainnya merupakan perempuan.
[Redaktur: Sandy]