WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyatakan tidak akan menyerah saat nanti berdialog dengan delegasi Rusia terkait invasi.
Dia mengatakan, perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyiagakan kekuatan nuklir merupakan upaya meningkatkan “tekanan”.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
"Kami tidak akan menyerah, kami tidak akan mengaku kalah perang, kami tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah kami," ucap Kuleba di konferensi pers yang disiarkan online, seperti diberitakan AFP, Minggu (27/2/2022).
Ukraina sebelumnya mengatakan setuju mengirim delegasinya untuk berdialog “tanpa syarat” dengan Rusia di perbatasan Belarusia.
Rusia telah menuntut militer Ukraina meletakkan senjata sebelum negosiasi dimulai.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Rusia telah menjalankan operasi militer selama empat hari di Ukraina.
Ukraina mengklaim telah menimbulkan kerugian besar pada militer Rusia.
Kuleba mengatakan, setelah Rusia “menderita kerugian dan menyadari rencana mereka tidak berjalan seperti rencana, serangan kilat mereka gagal, Rusia memulai bicara menggunakan bahasa ultimatum, mengatakan mereka siap berbicara dengan prasyarat”.
"Ketika tentara Rusia mengalami kekalahan demi kekalahan, prasyarat, ultimatum Rusia dikesampingkan dan mereka menyampaikan pesan kepada kami bahwa mereka hanya ingin berbicara," kata Kuleba.
Menjelang dialog, Putin memerintahkan pertahanan “kekuatan pencegahan” nuklir Rusia dalam siaga tinggi.
Kuleba mengatakan hal ini untuk mengguncang Ukraina.
"Kami melihat pengumuman dan perintah ini... sebagai upaya meningkatkan taruhan dan menekan delegasi Ukraina," ujar Kuleba.
Dia mengatakan, ancaman senjata nuklir akan menjadi malapetaka bagi dunia tetapi “itu tidak akan menghancurkan kami”. [gun]