WahanaNews.co | Ribuan ekstremis bersenjata
pendukung Donald Trump dikabarkan bakal mengepung Gedung Capitol menjelang
pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
ass="MsoNormal">Kabar
itu disampaikan seorang anggota DPR AS, Conor Lamb, yang diberi pengarahan
tentang serangkaian ancaman baru terhadap anggota Kongres AS pada Senin
(11/1/2021).
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
"Mereka
berbicara tentang 4.000 'patriot' bersenjata untuk mengepung Capitol dan
mencegah Demokrat masuk," kata Lamb, seorang politikus dari Partai
Demokrat, kepada Alisyn Camerota dari CNN.
Lamb
adalah salah satu anggota DPR AS yang mendapat pengarahan mengenai rencana
pengepungan tersebut.
Mereka
diberi pengarahan kapan saatnya melawan jika keadaan memaksa.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
"Mereka
berkomitmen untuk melakukan apa yang mereka lakukan, karena menurut saya dalam benak
mereka, Anda tahu, mereka adalah "patriot" dan mereka berbicara tentang tahun 1776 (tahun kemerdekaan
AS) dan sekarang ini adalah kontes keinginan," imbuh Lamb.
Dia
menambahkan tidak ingin berdialog dengan para ekstremis ini. Justru, Lamb ingin
agar pembuat onar tersebut langsung dituntut dan dihukum.
"Dan
sayangnya, itu termasuk Presiden (Trump). Itulah mengapa dia perlu dimakzulkan
dan diberhentikan dari jabatannya," sambung Lamb.
Sebelumnya,
Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan adanya aksi protes bersenjata di
Gedung Capitol AS dan di 50 Gedung Capitol negara bagian.
Peringatan
tersebut bakal meningkatkan kewaspadaan di antara anggota parlemen dan pejabat
penegak hukum setelah aksi pengepungan Capitol Hill pekan lalu.
Dua
anggota Parlemen AS dari Partai Demokrat yang berpartisipasi dalam pengarahan
tersebut mengatakan kepada CNN bahwa
mereka akan mengikuti beberapa skenario jika ada ancaman.
"Mereka
sangat kuat ketika kita lemah. Saat itulah psikologi massa mulai berkuasa dan
mereka menjadi berani," kata salah satu anggota parlemen itu.
"Tetapi
ketika bertemu dengan kekuatan yang ditentukan, saya pikir banyak kepercayaan
dunia fantasi tentang apa yang akan terjadi ketika mereka datang ke Washington
akan mencair," imbuhnya.
Anggota
tersebut menambahkan bahwa anggota parlemen berharap pasukan Garda Nasional
yang dikirim ke ibu kota juga harusnya diperiksa.
Pada
Selasa (12/1/2021), The Washington Post
melaporkan bahwa sebuah Kantor FBI di Norfolk, Virginia, mengeluarkan peringatan para
ekstremis sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Washington untuk
melakukan kekerasan dan "perang".
Meski
laporan FBI itu disebut sebagai laporan intelijen yang belum dievaluasi,
berbagai pertanyaan muncul tentang bagaimana pejabat penegak hukum melewatkan
tanda-tanda yang mengarah kepada pengepungan pekan lalu dan kesiapan menjelang
potensi ancaman terbaru.
Komite
pengukuhan di Kongres AS pada Selasa mengatakan, akan membahas upaya keamanan
khusus pada Rabu (13/1/2021).
Pihaknya
juga mengharapkan kehadiran penegakan hukum dan Garda Nasional yang signifikan
sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan berlapis.
Di
Washington DC, langkah-langkah keamanan sedang ditingkatkan. Badan-badan
penegakan hukum level federal, negara bagian, dan lokal bersiap untuk
kemungkinan lebih banyak kekerasan.
Wali
Kota Washington DC, Muriel Bowser, pada Senin, mendesak rakyat AS untuk
menghindari kota tersebut selama pelantikan Biden dan berpartisipasi secara
virtual.
Pasalnya,
dia menyebut ada faksi yang sangat ekstrem yang bersenjata dan berbahaya di AS.
Atas
permintaan Bowser, Trump menyetujui deklarasi darurat untuk kota tersebut
sebelum upacara pelantikan Biden.
Selain
memperingatkan kemungkinan lebih banyak demonstrasi bersenjata oleh kelompok
sayap kanan beberapa hari mendatang, FBI melacak adanya berbagai ancaman yang
merugikan Biden menjelang pelantikannya.
Laporan
tersebut menambahkan, ancaman yang dimaksud menyasar Wakil Presiden AS terpilih
Kamala Harris dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Ditanya
apakah Biden harus tetap melakukan pelantikannya luar gedung mengingat adanya
potensi pelanggaran keamanan, Lamb mengatakan jika Biden ingin ada di luar.
"Saya
yakin Joe Biden terpilih sebagai Presiden dengan selisih besar karena rakyat AS memercayainya
untuk menjalankan kekuasaan sebagai panglima tertinggi," ujar Lamb.
"Dan
saya melihatnya di televisi kemarin bahwa dia mengatakan tidak takut melakukan
ini (pelantikannya) di luar. Dan saya setuju dengannya dan saya percaya
padanya," imbuh Lamb.
Lamb
mengatakan, dia akan berada di samping Biden, karena mereka tak mau kalah dengan
kelompok ekstremis yang ingin merusuh di Gedung Capitol. [dhn]