WahanaNews.co | Dua pekan lalu, delegasi diplomat dan duta besar Eropa menggelar pertemuan di Israel untuk membahas situasi di Tepi Barat. Namun, suasana pertemuan dilaporkan kacau dan jauh dari kesan diplomatis.
“Pertemuan baru-baru ini antara pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel dan delegasi diplomatik Eropa berubah menjadi adu mulut ketika para peserta mencoba membahas situasi di Tepi Barat dan perlakuan terhadap warga Palestina,” ungkap tiga diplomat Eropa dan Israel yang dikutip Walla News dan dilansir Sputnik pada Minggu (9/1/2022).
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Menurut laporan itu, delegasi Eropa yang dipimpin Inggris tiba di Yerusalem untuk mengajukan protes terhadap perlakuan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Mereka terutama menyuarakan keprihatinan tentang kekerasan oleh pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Selain itu, para pejabat dikatakan telah menyoroti keberatan mereka terhadap rencana pembangunan pemukiman dan masalah lainnya.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Sorotan diungkapkan mengenai perkembangan Israel di daerah E1 yang kontroversial antara Yerusalem dan pemukiman Ma'ale Adumim, serta rencana pembangunan di lingkungan Givat Hamatos di Yerusalem Timur.
Kekhawatiran delegasi, bagaimanapun, mendapat sedikit apresiasi dari Aliza Bin Noun, mantan duta besar Israel untuk Prancis yang sekarang menjabat sebagai direktur Departemen Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri Israel, yang mengambil bagian dalam pertemuan itu.
“Setelah semua yang dilakukan pemerintah baru Israel untuk Palestina, Anda datang untuk mengeluh?” teriak Aliza Bin Noun pada para pejabat Eropa.